Friday, 9 December 2016

Mengenal dan produksi rumput laut

Rumput laut (seaweed) adalah algae (ganggang) makroskopis
    yang hidup di dasar laut. Istilah rumput laut, umumnya digunakan oleh para nelayan dan dunia perdagangan. Sebenarnya, penamaan ini kurang tepat. Hal ini karena dalam  sistem klasifikasi tumbuhan, rumput laut tidak termasuk ke dalam  suku Gramineae (rumput-rumputan), melainkan dalam kelompok Algae (ganggang).

A.     Bentuk Rumput laut
Dilihat dari bentuknya, rumput laut sangat mirip dengna rumput-rumputan yang tumbuh di darat. Akan tetapi, jika diperhatikan lebih teliti, rumput laut tidak memiliki perbedaan yang jelas antara susunan kerangka, antaralain: akar, batang, dan daun. Berbeda halnya dengan rumput-rumputan yang jelas mana akar, batang, dan daunnya.
Keseluruhan cabang tumbuhan rumput laut disebut thallus. Namun, ada pula rumput laut yang mempunyai bentuk kerangka tubuh menyerupai tumbuhan rumput-rumputan, yaitu berakar, berbatang, dan berdaun, bahkan berbuah. Contoh rumput laut tersebut adalah Sargassum.
Bentuk thalus rumput laut  sangat beragam. Ada yang bulat seperti tabung. Ada yang berbentuk pipih dan gepeng. Ada yang bebentuk bulat seperti kantung. Bahkan, ada pula yang berbentuk seperti rambut.
B.     Produksi
Produksi rumput laut yang utama, terutama ditujukan untuk menghasilkan agar-agar dan karagin (karaginan).
Agar-agar diekstrak dari kelompok Agarophyt, yaitu dari kelas Rhodopyceae, yang antara lain adalah jenis Gracilaria, Gelidium, Ahnfeltia, Pterocladia, dan Acanthopeltis.
Karaginan diekstrak dari kelompok Carrageenophyt yang juga termasuk kelas Rhodophyceae dari jenis Eucheuma, Gracilaria, Gelidium, dan Hypnea.
Dari beberapa jenis agar tersebut di atas, yang terpenting adalah jenis eucheuma sp, karena sekitar 90% dari volume ekspor rumput laut di Indonesia adalah dari jenis tersebut.
Jenis Eucheuma ini sudah lama dibudidayakan orang karena mempunyai nilai ekonomis sebagai bahan ekspor. Carragenaan atau karagin banyak dipergunakan sebagai bahan pengental  dan juga sebagai bahan pengimbang yang antara lain dipergunakan pada produksi berbagai macam makanan dan pasta gigi, industri farmasi, tekstil, industri karet, dan industri kertas.
Untuk memenuhi semua bahan baku industri tersebut, jumlah produksi Eucheuma sp tidak dapat diharapkan hanya dari hasil pemetikan alam saja, melainkan perlu membudidayakannya.
Secara alami Eucheuma spinosum tumbuh di daerah karang, pasang surut dan menempel pada subtrat yang berupa batu karang mati, kulit kerang, dan benda-benda keras lainnya.

No comments:

Post a Comment