Friday, 9 December 2016
Kontruksi Tambak Budidaya Bandeng
Untuk membudidayakan bandeng, tambak merupakan modal utama sehingga harus memenuhi persyaratan teknis yang baik agar dapat mendukung keberhasilan dan kelangsungan usaha. Untuk itu pembuatan tambak harus benar-benar direncanakan dengan baik pula.
Setelah dipilih lokasi yang ideal, kegiatan selanjutnya yaitu membuat kontruksi tambak. Namun sebelumnya harus ada perencanaan yang berupa rancangan kontruksi tambak. Hal ini dapat memudahkan dalam membangun tambak dan memelihara tambak.
Adapun dalam merencanakan kontruksi tambak yang harus dibangun harus memperhatikan bentuk tambak, adanya pematang atau tanggul utama, adanya saluran air, pintu air dan petakan-petakan. untuk lebih jelasnya masing-masing akan diulas berikut ini.
1. Bentuk Tambak
Bentuk tambak yang ideal yaitu berbentuk empat persegi panjang. Alasannya ialah untuk memudahkan saat panen karena krikit yaitu alat penangkap ikan bermata kecil dapat diatur sedemikian rupa sehingga mudah digerakkan ke depan.
Meskipun demikian semuanya tergantung dari posisi lokasi. Kadangkala hanya memiliki lahan yang sedikit dan berada di pinggir jalan sehingga dengan bentuk segitiga. Apabila kita dapat menangkap ikan dengan cepat dan mengetahui cara termudah, maka bentuk yang demikian tidak menjadi kendala dalam membudidayakan bandeng.
Arah tambak hendaknya menuju pada jalur pemasukan air dan pengeluaran air. Artinya dasar tambak memiliki kemiringan yang menuju pada pintu pengeluaran, sedangkan ketinggiannya berada di belakang pintu-pintu pemasukan air, bila tidak menggunakan pompa air sebagai pintunya.
Bentuk tambak juga dapat berbentuk bujursangkar, asalkan sebelum dipanen, bagian tengah dibuatkan tanggul perantara terlebih dahulu. Dengan demikian pemetikan hasil dapat dilakukan lebih cepat dan tanpa kesulitan.
2. Membuat Pematang
Pematang yaitu gundukan tanah yang mengelilingi tambak. Kegunaannya untuk tempat berjalan pemilik tambak ketika memeriksa dan memberi pakan. Disamping itu juga berfungsi untuk penghalang agar ikan tidak dapat keluar tambak juga sebagai penahan rembesan air dan mencegah terjadinya banjir.
Selain itu pematang juga merupakan pembatas jenis usaha dan sekaligus pembatas daerah pemilikan sehingga memudahkan seseorang untuk mengelola usaha pertambakan.
Mengingat peranannya yang sangat penting, maka hendaknya dibangun kuat dan tidak mudah bocor. Bagi pemilik modal yang cukup, pematang dibuat dengan cara dibeton. Tetapi bagi pemilik modal kecil harus puas hanya dengan mengeruk tanah sampai ketinggian tertentu. Ada dua jenis pematang, yaitu pematang utama dan pematang penghubung.
Kedua pematang tersebut memiliki peranan yang sangat penting dalam usaha budidaya bandeng. Oleh sebab itu hendaknya pembangunan tinggi lebarnya pematang harus diperhatikan.
a. Pematang Utama
Pematang utama yaitu gundukan tanah yang mengelilingi tambak. Biasanya memiliki ukuran besar dan memiliki fungsi yang bervariasi. Pematang ini harus mampu menahan beban berat, seperti rembesan air dan menahan banjir dan tidak longsor sewaktu musim hujan.
Mengingat fungsi yang demikian itu, sebaiknya pematang dibuat dari tanah liat. Karena tanah jenis ini mampu menahan rembesan air dan tidak mudah longsor.
Sebelum sebuah pematang dibangun, terlebih dahulu harus diperkirakan volume yang dibutuhkan dengan jelas. Semakin banyak air yang harus ditahan oleh benda tentunya harus semakin kuat pula tekanannya. Selanjutnya profil dibuat sesuai dengan gambar. Profil yaitu kayu yang dipasang pada ujung yang satu ke ujung yang lainnya dengan menarik benang. Ketinggian benang diukur dengan menggunakan suatu alat yang disebut waterpass.
Umumnya bagian atas pematang lebarnya tidak kurang dari 2 meter dan lebar bagian bawah 4 meter. Tingginya harus disesuaikan dengan ketinggian air diluar saat pasang. dari titik nol [ketinggian] itu kemudian ditarik ke atas sepanjang 75 cm. Tujuannya ialah untuk menghindari masuknya air pasang.
Kegiatan selanjutnya yaitu menggali tanah lokasi pada bagian dalam daerah dan melakukan pemupukan di sekeliling profil. Penggalian ini berfungsi ganda yakni untuk membentuk kolam dan untuk meninggikan pematang.
Pematang utama pada tanah bertekstur pasir sebaiknya diberi inti tanggul. Hal ini disebabkan tanah yang berpasir memiliki pori-pori yang lebar dan besar dan tidak kedap air. Jika dibangun inti tanggul yang terbuat dari tanah liat, maka air menjadi tertahan dan tidak mudah merembes.
Cara membuat inti pematang pada tanah berpasir yaitu dengan menggali bagian tanah pematang kira-kira sedalam 75 cm dan lebarnya 40 cm. Tanah liat dipadatkan dan dibentuk sesuai dengan galian lubang. Barulah tanah liat dimasukkan ke lubang pematang lalu dilakukan pengurugan lagi.
Untuk memperkokoh kedudukan tanggul, maka bagian permukaan hendaknya ditanami rumput keriting atau sejenisnya. Dapat juga ditanami pohon pisang atau tanaman yang keras lainnya, agar udara di sekitar tambak tetap sejuk. Pisang atau tanaman keras lainnya dapat dipetik hasilnya dan daun atau batangnya dapat dijadikan ram yang diletakkan di atas pematang utama ketika banjir tiba.
Gbr. Skema pematang utama
Kemiringan pematang tambak harus diperhatikan dan pintu pemasukan dan pengeluaran air harus disisakan tidak diurug.
Gbr. Penempatan inti tanggul pada pematang berpasir
b. Pematang Perantara
Ukuran pematang perantara boleh lebih kecil dari pematang utama. Bagian ini hanya memiliki beban yang ringan, dan biasanya hanya digunakan untuk lintasan pada saat mengolah tambak, misalnya untuk tempat berjalan, memupuk, memberi pakan, atau mencecah.
Tempat pematang perantara berada di tengah tambak yang menghubungkan sistem tanggul sebelah kiri. Pematang pembantu merupakan batas antara petakan yang satu dengan petakan yang lain.
Pematang ini tidak perlu sekuat pematang utama, sebab setelah benih bandeng sudah dewasa harus dibongkar. Jika dibiarkan dapat menyebabkan penyempitan lokasi tambak. Bandeng yang sudah beranjak dewasa membutuhkan tempat yang luas.
3. Membuat Saluran Air
Saluran air sangat berperan dalam budidaya bandeng. Dari saluran air ini petani tambak dapat mengalirkan air ke dalam tambak. Dan apabila panen tiba, air dapat dikeluarkan melalui saluran air ini pula.
Pembangunan saluran air dapat dilakukan bersamaan dengan penggalian pinggiran tambak yang berdekatan dengan sumber air. Ukurannya harus lebar dan bagian dasarnya harus memiliki kemiringan yang menuju pintu pemasukan pada tambak. Bagian ini harus bersih dari kotoran, seperti dahan atau ranting, karena dapat menghambat aliran air.
Ditinjau dari fungsinya saluran air dapat dibagi menjadi tiga jenis saluran, yaitu saluran utama, saluran pembantu dan Caren atau saluran di dalam tambak. Ketiga jenis saluran ini memiliki fungsi yang berbeda-beda.
a. Saluran Utama
Saluran utama yaitu parit yang menghubungkan antara sumber air dengan tambak. Biasanya berukuran sama lebar dan dalam. Hal ini dimaksudkan agar air yang dialirkan lebih cepat masuk ke dalam tambak pada saat air sedang pasang.
Letak saluran utama berada di sebelah luar pematang atau tanggul utama dan berakhir pada pintu pemasukan air. Jaraknya tergantung dari sumber air. Bahkan ada yang sampai beberapa kilometer sesuai dengan keadaan tanah, letak areal dan keadaan pasang surut air.
Pembuatan saluran utama hendaknya memperhatikan keadaan tekstur tanah. Usahakan agar pinggiran parit tidak longsor manakala dialiri air. apabila tanah bertekstur pasir, sebaiknya pinggirannya dipasang belahan bambu yang bentuknya miring. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.
Gbr Skema saluran air utama
b. Saluran Pembantu
Saluran pembantu berfungsi untuk menghubungkan antara saluran utama dengan setiap unit tambak. Biasanya berukuran sedang atau agak kecil jika dibandingkan dengan saluran utama. Saluran ini yang menghubungkan air dari pintu utama ke petak pembagi air. Terkadang berfungsi juga sebagai saluran penampung air.
Saluran ini dapat juga dibuat dari pipa yang ujungnya membentuk huruf L. Ujung ini dapat digerakkan ke atas dan ke bawah. Ketika air di sumber atau saluran utama penuh, ujung pipa diputar ke atas sehingga air masuk ke dalam tambak. Untuk itu posisinya harus lebih tinggi dari dasar tambak dan letaknya berada di luar tambak.
Pembuatan saluran pembantu dilakukan pada tambak yang jauh dari sumber air. Sedangkan tambak yang dekat sungai tidak perlu menggunakan saluran ini, tetapi langsung memakai saluran utama yang berakhir pada pintu pemasukan air.
Kebersihan harus tetap dijaga agar tidak menimbulkan hambatan-hambatan saat pemasukan air. Kotornya air yang ada pada saluran pembantu yang terdiam akan mengakibatkan timbulnya penyakit.
Air yang tergenang dan terdiam biasanya meninggalkan lumpur. Untuk menjaga kebersihannya, maka lumpur hendaknya digali agar tidak semakin tebal. Lumpur yang terlalu tebal dapat dijadikan sarang bibit penyakit dan hama terutama dari jenis tripang dan kepiting. Disamping itu dapat mengahambat kelancaran irigasi dan berkurangnya volume air.
Gbr Skema Saluran Pembantu
c. Saluran di dalam Tambak [Caren]
Caren letaknya harus berada di dalam tambak. Biasanya mengelilingi dasar tambak. Ada pula yang melintang di tengah-tengah tambak dan berakhir di pintu pembuangan. Bentuknya seperti parit yang mengikuti arah pematang utama.
Kedalaman caren, yaitu sekitar 50 cm dari dasar tambak. Ukuran tersebut semakin diperdalam saat mendekati pintu pembuangan. Kemiringan dasar tambak yang berakhir pada pintu pembuangan ini berguna untuk mempercepat pengeringan air ketika panen.
Caren juga berfungsi sebagai tempat berlindung ikan dari teriknya sinar matahari, tingginya suhu air dan dari bahaya yang mengancamnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema berikut.
Gbr Skema Caren
Untuk mempertahankan kedalaman, maka setiap selesai panen perlu dilakukan keduk teplok, yaitu pekerjaan menggali tanah yang terdapat pada parit caren dan membuangnya ke pinggir pematang utama. Karena bandeng selalu mencari makanannya di dasar air, lebar saluran ini sebaiknya tidak kurang dari 4 meter dari pinggir pematang.
4. Membuat Pintu Air
Tambak tradisional memiliki dua pintu air, yaitu pintu pembuangan dan pintu pemasukan air. Kontruksinya dibuat kuat dan bersifat permanen. Pintu air dibuat sedemikian rupa sehingga memperlancar pemasukan dan pembuangan air. Untuk menekan biaya, pintu air dapat dibuat dari bilahan bambu yang dipasang di pinggiran pematang.
Di usaha pertambakan ada beberapa pintu yang dikenal. Adapun pintu-pintu yang dimaksud yaitu pintu air utama, pintu pemasukan air, pintu pengeluaran air, dan pintu petakan.
a. Pintu air utama
Pintu air utama adalah sebuah pintu yang berfungsi untuk memasukkan air ke dalam saluran utama. Letaknya berada di pinggir jalan. Ukurannya lebih besar dan kuat dari pintu yang lainnya.
Pintu utama memegang peranan dalam usaha pembudidayaan bandeng. Sebab dari pintu ini bandeng-bandeng di setiap unit petakan tambak menggantungkan hidupnya. jika pintu ini ditutup, maka air tidak dapat masuk ke dalam tambak.
Cara membuat pintu utama, yaitu dengan menggali batas tanah yang ada di ujung saluran utama seluas 2 sampai 3 meter. Atau lebarnya disesuaikan dengan saluran utama. Bagian kanan dan kiri dinding dilengkapi dengan bambu agar tidak mudah longsor.
b. Pintu Pemasukan air
Pintu ini berfungsi untuk memasukkan air dari saluran menuju tambak. Letaknya berada di sekitar pematang utama dan sebagai titik akhir dari saluran utama.
Pintu ini dibuat pada ujung saluran utama dengan bentuk yang berbeda. Adakalanya hanya merupakan galian pematang saja, pipa goyang [pipa paralon], dan yang lainnya. Kedalamannya bergantung pada permukaan dasar saluran utama.
Pintu ini memiliki fungsi lain sebagai pengatur jumlah air dalam tambak. ketika air dalam tambak mulai berkurang, maka pintu ini dibuka sehingga air dari luar masuk ke dalam tambak. Untuk menjaga kualitas air dari kekeruhan atau masuknya ikan pemangsa [predator], maka pintu ini harus dilengkapi dengan alat penyaring yang terbuat dari kain kassa atau kain jala. Penyaring ini menyaring kotoran yang mungkin jatuh atau mengendap pada saluran utama sehingga tidak ikut masuk ke dalam tambak.
Pintu pemasukan air dengan menggunakan pipa paralon [PVC]. Penggunaan pipa sebaiknya untuk tambak yang tidak jauh dari sungai atau sumber air yang memiliki kepastian air pasang. Jika tidak demikian maka pipa ini tidak berfungsi. Lagi pula untuk memasukkan air ke dalam tambak tidak bisa secepat pintu biasa.
Pintu pemasukan air yang menggunakan pipa paralon disebut pintu pipa goyang atau stand pipe. Cara memasangnya yaitu dengan memasukkan salah satu ujung di bagian dalam tambak. Sedangkan yang lainnya berada di luar tambak dengan ujung berbentuk huruf L. Untuk memudahkan pengisian air, maka pipa yang ada di bagian ujungnya [dari elbo = keni] tidak diberi perekat agar mudah digerak-gerakan ke atas dan ke bawah. Pipa yang berada dalam tambak lebih rendah agar pemasukan air lebih cepat.
Di samping itu ada pula tambak yang dilengkapi dengan pintu air semi otomatis yang cara kerjaanya yaitu ketika air pasang, pintu membuka dengan sendirinya. Sedangkan tertutup ketika air surut.
Sistem ini dipasang pada daun pintu pemasukan air. Karena ada tekanan air dari luar [saluran air] maka pintu ini membuka. Semakin banyak air yang ada di dalam saluran air semakin lebar pintu terbuka. Namun setelah air di saluran air surut, pintu akan menutup kembali karena adanya dorongan air dari dalam tambak. Pintu ini pun dilengkapi dengan saringan kain kasa dan jala yang berguna untuk menahan kotoran dan hewan pemangsa [ikan predator].
Bagian depan pintu pemasukkan air bentuknya lebar untuk memudahkan aliran air yang dibutuhkan tambak. Selain itu bentuk yang demikian akan mempercepat aliran dari saluran utama.
Gbr Pintu Pemasukan air dengan menggunakan pipa
Gbr Penampang Pintu pemasukan sistem semiotomatis
c. Pintu Pengeluaran Air
Letak pintu pengeluaran berada pada pertemuan parit keliling atau Caren dan petak penangkapan. Di bagian depan penangkapan dan di belakang saluran pembuangan pintu ini dibuat. Apabila hanya satu pintu air saja yang berfungsi ganda, maka pengeringan tambak tidak dapat dilakukan secara cepat. Pintu pengeluaran berfungsi untuk mengeluarkan air dalam tambak ketika pemungutan hasil. Untuk itu ditempatkan pada dasar [lantai tambak] yang lebih rendah.
Pembuatan pintu ini sama dengan pembuatan pintu pemasukan air. Minimal sama dengan ukuran pintu pemasukan agar air dalam tambak dapat dengan cepat dikeluarkan. Bagian dasar dibeton dan ketinggiannya disejajarkan dengan dasar petak penangkapan ikan. Perbedaannya dengan pintu pemasukan ialah tidak dapat menggunakan sistem goang atau semiotomatis.
Kemiringan lantai pintu ini menentukan cepatnya pengeringan dalam tambak. Untuk itu pembangunannya di awali dari petak-petak penangkapan ikan. Semakin ke belakang permukaan dasar semakin rendah.
Kontruksi pintu diusahakan harus kuat agar pada penebaran berikutnya tidak mudah rusak. Umumnya petambak membuatnya dengan cara yang sederhana, dengan melapisi bambu yang telah dipecah pada dinding kanan kirinya.
Fungsi lain dari pintu pengeluaran ialah untuk mengeluarkan sisa-sisa makanan dan kotoran ikan agar tidak menimbulkan racun bagi ikan. Dengan demikian mutu air akan tetap terjaga sehingga perkembangan ikan dapat berjalan dengan cepat.
d. Pintu Petakan
Masing-masing petakan hendaknya dibuatkan pintu air,berguna untuk menambah dan mengurangi jumlah air di dalam petakan. Pintu air dalam setiap petakan tidak sama, karena semuanya bergantung dari ukuran petakan.
Pengaturan jumlah air hendaknya disesuaikan dengan tahap perkembangan ikan bandeng. Jumlah air pada fase atau tahap nener tidak harus sama dengan nener tahap gelondongan. Semakin besar ikan dalam tambak, semakin membutuhkan banyak air. Semakin bertambah besar nener-nener semakin lincah gerakannya.
Kualitas air yang dimasukkan ke dalam petakan harus benar-benar bersih. Air yang tercemar akan menimbulkan penyakit dan berakibat fatal bagi populasi tambak. Paling tidak dapat menghambat lajunya pertumbuhan bandeng.
Kualitas air tidak hanya jernih, tetapi harus mampu menyediakan kadar oksigen, kadar garam [salinitas] dan jasad renik yang larut cukup. Untuk memperoleh kualitas air yang demikian, maka kontruksi pintu harus dibuat teknis yang sama seperti pintu utama, yang mana di dalamnya terdapat peralatan-peralatan yang bisa menghadang pencemaran air sehingga tidak sampai masuk ke dalam tambak atau petakan.
Pada dasaranya air yang masuk dari saluran utama sudah tidak melalui proses beberapa kali seperti di saring pada pintu utama. Namun aliran air yang belum masuk ke dalam petakan akan melarutkan atau menghanyutkan bahan-bahan organik tanah dan gas-gas yang berbahaya yang dilaluinya. Untuk itu pembuatan saringan atau penempatannya di dalam air petakan sangat tepat.
Pintu air petakan dibuat secara permanen karena pada pembudidayaan yang akan datang masih diperlukan. Oleh sebab itu harus kokoh dan memiliki kemiringan pada lantainya agar air dapat mengalir secara lancar.
Kontruksi pintu air untuk petakan tidak harus terbuat dari bahan beton. Lantainya dapat dibuat dari anyaman bambu yang penting tidak larut. Jika pintu air terbuat dari pipa paralon, maka pada bagian ujungnya di pasang elbo atau keni yang dapat digerak-gerakkan. Setiap petak dipasang tiga atau empat pipa. Semakin banyak jumlah pipa yang dipasang, pengisian air semakin cepat. Pipa-pipa tersebut yaitu yang berujung elbo membelah pematang pembantu. elbonya berada pada petakan ini yaitu terbuat dari:
1. Filter kassa, Yaitu penyaring pertama, dapat terbuat dari jala atau kawat kassa atau pukat. Letaknya berada di bagian paling depan.
2. Filter halus, penyaring kedua berada di belakang filter pertama yang terbuat dari jala plastik atau kain strimin.
3. Papan pengatur ketinggian air, penempatannya berada di belakang filter kedua dan diusahakan tidak sampai menyentuh lantai pintu agar air tidak dapat mengalir dengan cepat. Rongga di bagian bawah merupakan tempat pengendap lumpur. Oleh sebab itu sebulan sekali papan dibuka dan lumpurnya dibersihkan agar tidak mengganggu kelancaran aliran sungai.
4. Bagian belakang papan pengatur ketinggian air terdapat dua papan yang berjarak 3 sampai 5 cm. Pada bagian tengah diisi dengan lumpur untuk mencegah air yang berada dalam kolam agar tidak keluar saat sumber air sedang surut.
Dengan adanya peralatan-peralatan seperti ini, maka kualitas air yang masuk pada setiap petakan menjadi baik. Namun pintu air yang menggunakan pipa tidak memerlukan banyak peralatan seperti di atas. Cukup satu atau dua saringan halus yang dipasang pada elbo sudah menyaring semua kotoran yang masuk.
a. Tanggul dan Pematang petakan c. Ujung Pipa
b. Petak pembagi Air d. Caren atau peri keliling
Gbr Pintu Air Menggunakan Pipa
Cara memasang saringan pada pintu air yang menggunakan pipa adalah sebagai berikut:
a. Setelah ujung pipa berada di bagian dalam petakan, maka ujung yang sebelah luar di pasang kawat kassa atau kain strimin yang rangkap dua.
b. Setelah itu elbo atau keni dimasukkan pada ujung tersebut. Ujung pipa dengan elbo tidak usah diberi perekat agar mudah digerak-gerakkan.
c. Agar penyaring tidak lepas, sebaiknya di lem pipa dengan paralon.
Untuk memperjelas perhatikanlah gambar berikut !
Gbr Cara memasang saringan yang berada pada pipa
e. Membuat Petakan
Tambak ikan bandeng yang ideal adalah yang dilengkapi petakan-petakan. Tujuannya untuk memisahkan ikan ketika memasuki tahap kehidupannya. Petakan-petakan ini membantu memudahkan petambak ketika melakukan pencacahan ikan dan mengetahui perkembangannya.
Ukuran petakan satu sama lainnya tidak sama. tergantung dari jumlah dan besar kecilnya yang ditebar. ada beberapa macam petakan, yaitu petak adaptasi, Petak pendederan [peneneran], Petak Pertongkolan [gelondongan], Petak Pembesaran, Petak pembagi air, dan petak penangkapan
Masing-masing petakan memiliki fungsi yang berbeda-beda. Oleh sebab itu ukurannya harus disesuaikan dengan perkembangan ikan.
a. Petak adaptasi
Petak adaptasi ialah kolam yang berguna untuk menyesuaikan nener pada lingkungannya yang baru. Petak ini dibuat berukuran kecil dan ditempatkan pada tempat yang teduh. sifatnya hanya dipakai untuk sementara. Jika nener sudah mampu beradaptasi, petakan ini tidak lagi berperan. Oleh sebab itu harus dibongkar agar tidak mengganggu aktiftasnya. Dalam jangka waktu 6 sampai 48 jam nener sudah mengenali lingkungan barunya dan segera mencari makan.
Ukuran petak ini sekitar 5 meter sampai 7 meter. Oleh karena itu pengendaliannya harus disesuaikan dengan kondisi ikan selama diperjalanan. Ukuran petak adaptasi yang sederhana akan memudahkan pemilik tambak yang melakukan pengontrolan pada nener.
Petak adaptasi juga disebut petak aklimatisasi, karena nener yang baru datang dari lokasi asal dikenalkan dengan lingkungan ini secara diapung-apungkan terlebih dahulu.
Jika nener telah mampu beradaptasi terhadap lingkungan tambak, maka dapat dilepas agar mencari penghidupan sendiri. Tanda-tanda nener [benih bandeng] yang telah beradaptasi ialah jarang muncul ke permukaan air, tampak tenang dan berenang kesana kemari bersama kelompoknya.
b. Petak Pendederan [peneneran]
Petak ini berfungsi untuk menampung nener yang telah beradaptasi dengan lingkungannya. Petak pendederan disebut juga dengan istilah petak peneneran, karena hanya digunakan sebagai tempat pemeliharaan bandeng pada tahap nener.
Kedalaman petak peneneran tidak sama dengan petak adaptasi. Hal ini semata-mata dimaksudkan untuk menjaga kualitas dan suhu air pada siang hari. Sebab pada dasarnya, nener belum mampu menerima perubahan suhu secara mendadak karena keadaannya masih dalam masa-masa kritis. Jika dasar petak disamakan dengan petak adaptasi, akibatnya banyak yang mati karena perubahan suhu.
Petak pendederan [peneneran] hanya bersifat sementara saja sebab nener yang telah menginjak tahap selanjutnya tidak memerlukan lagi.
Untuk mendukung pertumbuhannya, maka petak ini harus diberi naungan dari daun kelapa atau daun pisang. Pemberian naungan ini dimaksudkan untuk menahan perubahan suhu dan temperatur air secara mendadak.
Bagian petak pendederan dikelilingi pematang atau pematang pembantu dan dilengkapi pintu pemasukan atau pengeluaran air. Tinggi pematang lebih kurang 40 cm besarnya 30 cm.
Selama lebih kurang 2 bulan nener yang berada pada petak pendederan harus diperhatikan secara khusus. Makanan tambahan dan kegiatan lain yang mendukung pesatnya pertumbuhan juga diperhatikan. Selama itu pula nener mencapai kepanjangan + 8 cm dan siap dilepas pada petak pembuyaran.
Air dalam petak pendederaan atau peneneran, makanan tambahan seperti dedak halus, tepung kedelai dan lain sebagainya harus dijaga kualitasnya. Pemberian makanan tambahan harus diperkirakan habis dalam sekejap agar tidak tersisa. Sisa-sisa makanan yang bercampur dengan kotoran dapat mengganggu sifat dan kimia air.
c. Petak Pertokolan [Gelondongan]
Petak gelondongan yaitu tempat yang digunakan untuk memelihara ikan pada tahap pertokolan atau gelondongan. Biasanya yang dipelihara pada petak ini ikan sudah memiliki panjang tubuh + 8 cm sampai 10 cm. Dalam petak ini ikan dibesarkan sampai menginjak tahap berikutnya. Petak gelondongan disebut juga petak pembuyaran. Terletak di sebelah petak pendederan. bagian ini dilengkapi dengan pematang pembantu setinggi 40 cm sampai 50 cm. Kedalamannya mencapai 75 cm. Dilengkapi pula pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air. Biasanya pintu pemasukan merupakan pintu pengeluaran pada petak pendederan.
d. Petak pembesaran
Petak pembesaran berfungsi untuk memelihara dan membesarkan ikan sampai tahap dewasa. Pemindahan dari petak gelondongan sebaiknya dilaksanakan setelah ikan berada dalam petak itu selama dua atau tiga bulan. Setelah berada dalam petak pembesaran nener tidak lagi dipindah-pindahkan sampai masa panen. Petak pembesaran boleh juga meliputi seluruh tambak, sebab petak-petak pendederan dan gelondongan sudah tidak digunakan lagi sehingga pematangnya harus dibongkar.
Ikan yang dipindahkan harus sudah sebesar ibu jari dan lebih gesit mencari makan. Ia pun harus dapat berenang cepat guna menghindari mangsanya. Mengingat hal ini maka pembangunan petak pembesaraan harus lebih luas.
Ukuran petak ini paling luas dan dalam jika dibandingkan dengan petak-petak lainnya. Air kolam ini jarang diganti karena mampu menyuburkan klekap. Seringnya air yang diganti menyebabkan hambatan pertumbuhan ikan, banyak yang stress, nafsu makan berkurang karena unsur-unsur kimia yang sudah dikenal dan digemari telah berganti.
Keterangan:
a. Petak Adaptasi b. Petak Pendederan c. Petak gelodongan
d. Petak pembesaran e. Petak pembagi air
Gbr. Skema Penempatan petakan dalam tambak
e. Petak Pembagi air
Petak pembagi air berfungsi sebagai kolam penampungan air. letaknya berada di bagian paling depan. petak ini merupakan bagian akhir dari saluran utama dan di belakang pintu pemasukan air. Ukurannya tidak terlalu besar dan memiliki beberapa pintu tergantung banyaknya petakan yang bersebelahan dengan setiap petakan.
Petak pembagi air dapat memudahkan pembagian air ke dalam beberapa petakan dengan beberapa jenis usaha misalnya untuk gelondongan, dan produksi konsumsi [petak pembesaran]. Bahkan pengisian dan pergantian air pada petak pendederan juga mudah dilakukan.
Petak ini berfungsi juga sebagai kolam penjernihan lumpur dan kotoran sebab air yang datangnya dari pintu pemasukan utama.
Pemasukan air ke dalam petakan dapat dilakukan kapan saja meskipun di sumbernya sedang surut, sebab air yang tertampung pada petak ini cukup tersedia.
Petak ini memiliki banyak fungsi, oleh sebab itu pembuatannya harus benar-benar memperhitungkan dasar dan pematangnya. Masing-masing petakan diusahakan memiliki kedalaman dasar yang seimbang guna memudahkan masuknya aliran air. Tinggi tanggul hendaknya sejajar dengan tinggi tanggul petakan.
Letak pintu pemasukan air berada di sebelah saluran utama dan membelah pematang utama. pintu pemasukan ini adalah pintu utama yang dapat juga digunakan untuk mengairi keseluruhan petakan dalam tambak.
F. Petak Penangkapan
Petak penangkapan ialah sebuah kolam dalam tambak yang dibuat untuk memudahkan pengumpulan ikan ketika dilakukan pemungutan ikan. Petak ini biasanya berada di depan pintu pembuangan air. Ukurannya lebih lebar jika dibandingkan dengan caren.
Apabila waktu panen tiba maka air di dalam tambak dikeluarkan melalui pintu pembuangan. Bersamaan dengan itu ikan bandeng akan mengikuti aliran air dan terkumpul pada petak ini.
Membuat petak penangkapan dapat dilakukan setelah caren atau parit keliling terbentuk. Dari permukaan caren diukur sepanjang 20 cm, barulah tanah di depan pintu pembuangan digali. Lebarnya + 4 meter, panjang 8 sampai 9 meter. Jika ukuran tambak lebih dari satu hektar, maka pembuatan petak ini dapat diperluas.
Dasar atau pelataran tambak penangkapan harus sejajar tingginya dengan lantai pintu pembuangan, agar air yang dikeluarkan tidak tersisa pada petak ini. Tujuan lain dari pembuatan petak penangkapan ialah untuk tempat berlindung ikan dari temperatur yang tinggi, terik matahari dan sebagai tempat bersembunyi jika ada pemangsa.
f. Meratakan Dasar Tambak
Sisa tanah galian dari pembuatan pematang dan caren yang ada bagian tengah disebut pelataran. Pelataran digunakan bandeng sebagai tempat umbaran ikan agar dapat bergerak dengan nyaman.
Tambak yang baru dibuka memiliki pelataran atau dasar yang tidak rata. Untuk itu permukaannya harus disamakan agar tidak mengganggu gerakan air. Banyaknya gundukan tanah di tengah-tengah tambak akan membuat ikan tidak bebas berenang.
Meratakan tanah pelataran tambak dapat menggunakan cangkul. tetapi yang lebih praktis dan cepat ialah dengan menggunakan traktor. dasar tambak yang rata akan memudahkan ikan dalam mencari makanan. Biasanya pada dasar tambak yang rata ini klekap dan plankton nabati tumbuh subur. Karena tidak terhalang gundukan tanah, maka bandeng pun dapat memperoleh makanan sesuai dengan kebutuhannya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment