Penentuan Lokasi
Daerah perairan pantai tidak semuanya dapat digunakan sebagai tempat memasang kajapung. Hal ini disebabkan adanya beberapa faktor yang harus dipenuhi sebelum budi daya tersebut mulai dilakukan. Terdapat 3 faktor yang harus dipenuhi dalam membudidayakan ikan kerapu, yaitu Faktor risiko, Faktor kenyamanan dan Kondisi hidrografi.
1. Faktor Risiko
Risiko merupakan faktor yang amat ditakuti oleh para usahawan yang ingin terjun dalam suatu usaha, sebab faktor ini menjadi penyebab kegagalan total di dalam usaha tersebut. Namun demikian dengan memperhitungkan dan mempertimbangkannya secara cermat dan matang, faktor ini akan dapat membawa keberhasilan operasional bagi suatu usaha budi daya. beberapa faktor resiko yang harus dipertimbangkan dalam usaha budi daya, antara lain gangguan alam (badai dan gelombang besar)
2. Faktor Kenyamanan
Lokasi yang dekat dengan jalan besar, pasar, pelelangan ikan, dan pemasok sarana sangat memberikan kemudahan di dalam operasional. Demikian pula dengan adanya sumber listrik, telepon dan sarana penghubung lainnya.
3. Kondisi Hidrografi
Selain harus jenih, bebas dari pencemaran, dan bebas dari arus balik [up welling], perairan harus memiliki sifat fisika dan kimia tertentu. Beberapa sifat fisika dan kimia yang harus diketahui yaitu suhu, kadar garam, pergantian air dan arus, kedalaman perairan, kandungan oksigen terlarut, serta derajat keasamannya.
Pada umumnya, ikan kerapu menyukai air laut yang berkadar garam antara 33-35 ppt [pat perthousand] terutama untuk jenis ikan kerapu karang. Kerapu lumpur masih dapat hidup baik di perairan payau dengan kadar garam 15 ppt. Disamping tahan terhadap kadar garam yang rendah, ikan kerapu lumpur juga dapat tahan pada keadaan air yang keruh.
Suhu perairan di Indonesia tidak menjadi masalah karena perubahan suhu harian maupun tahunan sangat kecil dan biasanya berkisar pada 27 - 32oC.
Arus air sangat membantu terjadinya pertukaran air di dalam keramba, membersihkan timbunan sisa-sisa metabolisme ikan, dan membawa oksigen terlarut yang sangat dibutuhkan ikan. Namun, harus dicegah arus yang selalu berlebihan, karena di samping merusak posisi karamba , juga dapat menyebabkan ikan kerapu menjadi stres, energi banyak terbuang, dan selera makannya berkurang. Kecepatan arus yang ideal, yaitu sekitar 0,2-0,5 m/detik.
Kajapung harus berada di perairan dengan kedalaman paling sedikit 1 meter, yaitu jarak dari karamba ke dasar perairan. Kedalaman tersebut utuk mencegah gangguan dari hewan-hewan bentik yang dapat menginfeksi ikan budi daya. Dasar perairan sebaiknya harus berupa pasir berlumpur, karena akan memudahkan dalam penempatan jangkar rakit karamba.
Pada bagian permukaan air yang tidak tercemar umumnya mengandung oksigen terlarut yang cukup tinggi dan memadai untuk proses pertumbuhan ikan. Kandungan oksigen terlarut di dalam air laut paling sedikit harus 4 ppm.
Air laut memiliki daya penyangga yang cukup besar terhadap perubahan keasaman, umumnya pH air laut antara 7,6 - 8,7.
B. Potensi Daerah dan Cara Penentuan Lokasi
Melalui survey yang dilakukan telah diketahui bahwa daerah yang cukup berpotensi untuk pengembangan budi daya ikan dengan menggunakan cara kajapung di seluruh Indonesia, yaitu seluas 3.600 ha seperti diperlihatkan pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Daerah yang berpotensi untuk Kajapung
di Perairan Indonesia
Propinsi Daerah Luas [ha]
Aceh P. Weh, Sabang, Tel. Lnok Sudu, P, Simeulu 200
Sumatera Barat Ma Siperut Sikapa, Siobar, P. Sipora,
P. Sikkap Burial, Tarusan, Painan 100
Riau P. Batam, P. Bintan 350
Jaambi Nipah Panjang Kg Laut, Kuala Tungkal 50
Sumatera Selatan Bangka 200
Lampung Tel. Hurun, Tel Lampung 800
Jawa Barat Tel. Banten 400
Jawa Timur Tel. Gili Genteng, Grajakan, Banyuwangi
Perigi, Sendang Biru 300
Bali Pejarakan 50
NTB Tel Ekas, Tel. Waru Kelapa, Tanjung
sabodo, Tel Saleh Sumbawa 440
Sulawesi Utara P. Sangihe 200
Sulawesi Selatan Ujung Pandang, Pinrang, Slyar 200
Kalimantan Timur Tarahan, Berau, Bontang, Sengkuliran
Tel. Adang 110
Maluku Ambon 200
Sumber : Tiengsungrusmee dkk, 1989
Tabel 3. Sistem Penilaian untuk Lokasi Kajapung
Parameter yang diukur Angka penilaian Bobot kredit Nilai
Kenyamanan baik : 5 2 10
cukup : 3 6
kurang : 1 2
Faktor ekologi:
- Tinggi air pasang (m) > 1,0 : 5 2 10
0.5 - 1.0 : 3 6
< 0,5 : 1 2
Parameter yang diukur Angka penilaian Bobot kredit Nilai
- Arus (m/detik) 0,2 - 0,4 : 5 2 10
0,05 - 0,2 : 3 6
0,4 - 0,5 : 1 2
- Kedalaman air > 10 : 5 2 10
dari dasar jaring (m) 4 - 10 : 3 6
< 4 : 1 2
- Oksigen terlarut (ppm) 5 : 5 2 10
3 - 5 : 3 6
< 3 : 0 2
- Kadar garam (ppt) > 30 : 5 2 10
20 - 30 : 3 6
< 20 : 1 2
-Perubahan cuaca jarang : 5 2 10
sedang : 3 6
sering : 1 2
Faktor pendukung
- Sumber listrik baik : 5 1 5
cukup : 3 3
kurang : 1 1
- Sumber pakan baik : 5 1 5
cukup : 3 3
kurang : 1 1
- Tenaga kerja baik : 5 1 5
cukup : 3 3
kurang : 1 1
- Ketersediaan benih baik : 5 1 5
cukup : 3 3
kurang : 1 1
Pencemaran tidak ada : 5 2 10
sedikit : 3 6
ada : 1 2
Sumber : Tiensongrusmee dkk, 1986
Evaluasi : 80 - 100 dinyatak baik
70 - 79% layak
60 - 69% layak, tetapi parameter yang bernilai rendah dapat diperbaiki dengan pendekatan ilmu pengetahuan.
< 60% tidak dapat dipertimbangkan
No comments:
Post a Comment