PANEN DAN CARA PANEN
Kegiatan Panen bukan merupakan kegiatan akhir dari usaha
pembudidayaan bandeng, sebab masih banyak kegiatan setelah ini yang harus dilakukan. pemungutan hasil biasanya dilakukan setelah bandeng berukuran normal yaitu ukuran yang sudah dapat dikonsumsi atau setelah usia enam sampai sembilan.
Kegiatan panen merupakan saat yang paling ditunggu-tunggu oleh para petambak, karena dengan demikian akan diketahui keberhasilan kegiatan budidaya mereka atau sebaliknya. Biasanya dilakukan juga perhitungan jumlah bandeng yang ditebar. Disesuaikan dengan waktu penebaran pertama kali atau penebaran nener.
Adapun kegiatan yaang dilakukan menjelang pemungutan hasil panen, yaitu mempersiapkan petak penampungan, dan mempersiapkan peralatan penangkapan. Pekerjaan-pekerjaan tersebut tidak boleh diabaikan karena dapat mempermudah dan mempercepat pemungutan hasil.
A. Mempersiapkan Petak Penampungan
Menjelang pemungutan hasil panen, maka petak penampungan harus dipersiapkan. Ukurannya + 5 m2. Petak ini berfungsi untuk menampung ikan bandeng yang telah dipungut dari dalam tambak dan menunggu beberapa saat sampai alat angkutan tiba.
Pengambilan ikan sebaiknya dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 5.00 sampai 6.00. saat itu pula dilakukan seleksi ikan Bandeng yang berukuran kecil dikembalikan lagi ke tambak.
Permukaan air pada penampungan hampir sama dengan permukaan air tambak. Hal ini dimaksudkan untuk memberi keleluasaan terhadap bandeng sehingga tidak ada yang mati sampai tibanya kendaraan pengangkut.
Agar ikan tidak melompat dan keluar petak ini maka permukaan ditutup dengan papan atau pukat.
Sedangkan ikan mati atau yang rusak kulitnya dimasukkan ke dalam boks [kotak ikan] berisi es. Hal ini dapat mempertahankan bandeng dari pembusukan.
B. Alat-alat untuk Penangkapan
Peralatan yang digunakan untuk memungut hasil panen harus dipersiapkan sebelumnya agar memudahkan pekerjaan. Adapun peralatan yang berguna ketika panen ialah sebagai berikut :
a. Kerai. Alat ini terbuat dari anyaman bambu yang diikat antara satu dengan yang lainnya. Alat ini berfungsi untuk menggiring bandeng agar terkumpul di suatu tempat yang diinginkan
b. Pirik. Alat ini terbuat dari anyaman dari bahan nilon, biasanya dapat diperoleh di toko perikanan. Cara menggunakannya yaitu dengan membentangkan ujung yang satu pada pematang sedangkan yang lainnya berada pada sisi pematang yang lain pula. Agar tidak Kendor maka diberi bantuan bilahan bambu yang berjarak 2 meter.
c. Serok. Kegunaan alat ini untuk menyerok ikan yang telah berkumpul pada tempat yang sempit dan terhalang oleh pirik atau kerai.
d. Bak atau Kotak. Kotak ikan biasanya terbuat dari bahan fiber glaass dan dilengkapi dengan penutupnya. Gunanya untuk menyimpan ikan yang mati agar terhindar dari proses pembusukan.
Alat-alat di atas biasanya digunakan untuk menangkap ikan tanpa harus mengeringkan airnya sehingga keadaannya masih segar.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar beberapa alat penangkapan yang dibutuhkan pada saat panen dilakukan berikut ini.
Gbr. Perlengkapan Alat Penangkapan Ikan
Usahakan selama pemungutan hasil ikan tidak ada yang mati karena akan mempercepat proses pembusukan. Untuk ke arah ini, maka kita harus berhati-hati dalam memungut ikan.
C. Cara Menangkap Ikan
Penangkapan ikan yang dilakukan pada setiap daerah tidak sama. ada yang mengeringkan tambak, ada pula yang langsung menggiringnya dengan pukat atau dengan alat yang lainnya. Pada dasarnya mereka bertujuan untuk memungut hasil dengan cepat dan mudah.
Meskipun demikian pemungutan ikan tidak bisa dilakukan secara sembarangan. pekerja-pekerjanya harus terbiasa atau terlatih dalam hal ini agar ikan tidak banyak yang rusak. Kerusakan ikan merupakan salah satu penyebab jatuhnya harga.
Ada cara penangkapan yang biasa dilakukan petambak ialah dengan beberapa sistem, yaitu sistem kering, sistem nyerang, dan sistem pukat.
Ketiga sistem ini sudah lama dikembangkan dan diterapkan oleh para petambak di daerah lamongan dan Gresik. Munculnya sistem-sistem ini disebabkan oleh turunnya kualitas bandeng dan merosotnya harga.
1. Sistem Kering
Pemungutan hasil dengan sistem ini yaitu dengan cara yang dilakukan dengan membuang air keluar tambak menjelang saat panen. Cara ini biasanya dilakukan pada dilakukan oleh para petambak Lmongan dan sekitarnya karena tambak tidak memiliki petakan-petakan khusus.
Bersamaan dengan mengeringnya air dalam tambak, ikan akan terkumpul pada satu tempat yang agak dalam dan masih ada sisa air. Petak atau tempat ini biasanya berada di depan pintu pengeluaran air.
Setelah ikan terkumpul barulah pekerja-pekerja memungut ikan dengan seser dan memasukkannya ke dalam petak penampungan yang telah disiapkan sebelumnya. Bersamaan dengan pencacahan atau penghitungan jumlah ikan yang dilaksanakan untuk mengetahui berapa banyak ikan yang masih ada di dalam tambak dan berapa banyak yang hilang.
Untuk tambak yang memiliki pintu pembuangan, pengeringan tambak dapat dilakukan dengan cepat. Nmun yang hanya menggunanakan papanisasi membutuhkan lebih dari satu unit untuk mengeringkan tambak.
Pengeringan tambak harus dilakukan sejak dini hari agar pada pagi harinya bisa memunguti ikan. Pada saat ini udara masih belum meningkat suhunya sehingga memungkinkan para pekerja bekerja lebih giat dan bersemangat.
2. Sistem Nyerang
Sitem nyerang adalah penangkapan ikan yang dilakukan dengan memasukkan air dari sumbernya atau sungai terdekat ketika pasang ke dalam tambak. Namun di depan pintu pemasukkan air dipasang penghalang seperti kerai atau pukat agar ikan tidak bisa keluar pintu tersebut.
Sudah menjadi sifat bandeng yang ingin keluar dari lingkungannya begitu mencium adanya air baru yang masuk ke dalam tambak. Air yang masuk melalui pintu pemasukan air membuat bandeng-bandeng melawan arus. Oleh sebab itu pemasangan kerai dan pukat di depan pintu sangat penting.
Dinamakan sistem nyerang karena ikan bandeng yang menyerang arus ketika terjadi pemasukan air. Kemudian jauh di belakangnya di pasang kerai atau pukat lagi untuk menggiring dan mengumpulkan ikan.
Sistem nyerang dan saring diterapkan oleh para ptambak biaasanya lebih cepat dan mudah karena hanya melaksanakan penggiringan mulai dari tengah tambak saja.
3. Sistem Pukat
Sistem ini disebut sistem pukat karena pada saat penangkapan ikan menggunakan pirikan yaitu semacam pukat bermata kecil. Pirikan dibentang seperti bentangan pukat di tengah laut. Lalu sedikit demi sedikit ditarik secara bersamaan pada satu tempat seperti petak penangkapan. Sistem ini tidak perlu mengeringkan atau memasukkan air.
Penangkapan dengan menggunakan pukat sebaiknya dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 5.00 sampai pukul 6.00, karena suhu udara belum meningkat.
Cara menggunakan sistem ini ialah dengan membentangkan pukat atau pirik dari satu sisi pematang ke sisi pematang lainnya. perlahan-lahan perikan diangkat ke depan dengan tetap menjaga agar bagian bawahnya tetap merapat pada dasar tambak. Untuk memperlancar penggiringan maka sebagian pekerja membersihkan dasar yang dapat membuat robek dan menahan jalannya pemanenan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yakni seminggu sebelumnya ikan harus dipupuk dengan menggunakan jenis TSP. Tujuannya ialah untuk memberi rangsangan terhadap makanan alami sehingga bandeng tampak segar dan berbobot. takarannya tidak kurang dari satu kwintal per-hektar yang ditaburkan pada air sambil mengaduk-ngaduk lumpur.
Apabila kebutuhan tidak terlalu mendesak, sebaiknya panen ditunda agar ukuran bandeng menjadi lebih besar. Penahanan bandeng yang tidak bersamaan dengan musim panen bandeng adalah langkah yang tepat dalam menyiasati harga.
Kita dapat melakukan pemanenan atau pengambilan ikan secara total atau keseluruhan apabila harga di pasar sedang tinggi. dengan kata lain banyak pesanan bandeng dari pada persediaan akan membuat harganya melejit tinggi. Dengan demikian harganya dapat ditentukan sendiri.
No comments:
Post a Comment