Friday 9 December 2016

JENIS RUMPUT LAUT YANG BERNILAI EKONOMIS


Dari sekian jenis komoditi laut, rumput laut merupakan salah satu komoditi perikanan yang  akhir-akhir ini banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Salah satu jenis rumput laut yang dibudidayakan oleh masyarat adalah cottonii. Jenis ini banyak dibudidayakan karena teknologi produksinya relatif murah serta penanganan pasca panen relatif mudah dan sederhana.
Di Indonesia, rumput laut yang memiliki nilai ekonomis penting, umumnya berasal dari kelompok Rhodophyceae (ganggang merah). Ada dua jenis yang  terkenal, yaitu Eucheuma dan Gracilaria. eucheuma dikenal sebagai penghasil karagenan, sedangkan Gracilaria sebagai penghasil agar-agar. Senyawa-senyawa ini sangat dibutuhkan dalam industri makanan, obat-obatan, dan kosmetika.

Skema Klasifikasi Rumput laut dan hasil olahannya

Rumput Laut


    Chlorophyceae    Cyanophyceae    Rhodophceae    Phaephyceae
    (Alga hijau)    (Alga biru-hijau)    (Alga merah)    (Alga coklat)


    Gracilaria    Chondrus    Fulcellaria    Ascophylum
    Gelidium    Eucheuma        Laminaria
        Gigartina
                Macrocystis
                Sargasum

    Fulcellaran    Agar    Karaginan    Alginat

    Sumber: Warta Apbiri, 1996
Tabel. Jenis rumput laut yang dimanfaatkan sebagai kosmetik dan obat tradisional
    Jenis rumput laut    Digunakan untuk






















Kedua jenis rumput laut ini telah banyak dibudidayakan. Budidaya laut adalah suatu usaha untuk memanfaatkan perairan pantai semaksimal mungkin dengan jalan memelihara ikan, kerang-kerangan, rumput laut, dan biota lainnya yang bernilai ekonomis penting, baik sebagai sumber protein ataupun komoditi ekspor. Namun, selama ini usaha yang dilakukan kebanyakan terbatas hanya dengan cara penangkapan atau pengumpulan data alam saja, sehingga lama kelamaan  dapat mengalami penurunan populasi dan dikhawatirkan akan punah. Agar dapat dimanfaatkan secara intensif dan berkesinambungan, perlu dikembangkan usaha budidayanya.
Beberapa jenis Chlorophyta dan Phaerophyta juga mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan. Hal ini didukung oleh beberapa penelitian yang dilakukan pakar Indonesia maupun pakar asing. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa Sargassum, Hormophysa, dan Turbinaria (ketiganya termasuk Phaeophyta) mengandung bahan kimia algin; sedangkan beberapa jenis Chlorophyta, seperti Ulva, Caulerpa, dan Enteromorpha telah dimanfaatkan masyarakat pesisir sebagai makanan sayuran atau makanan ternak dan ikan.

No comments:

Post a Comment