Saturday 10 December 2016

Sifat dan tingkah laku Kepiting Bakau

Sifat dan tingkah laku Kepiting Bakau
Agar dicapai suatu keberhasilan dalam suatu kegiatan budidaya, kita perlu mengetahui sifat-sifat dan tingkah laku kepiting. Hal itu dilakukan untuk memberikan kenyamanan pada kepiting bakau di tempat yang kita sediakan. Dengan demikian, tingkat kematiannya dapat diturunkan. Kemudian,  perkembangannya akan berjalan secara pesat.
 Adapun sifat dan tingkah laku kepiting bakau tersebut adalah sebagai berikut.

1.     Gemar Berendam di dalam Lumpur, Membuat Lubang, dan Memanjat.
Hal ini sangatlah wajar karena kepiting memiliki capit-capit yang kuat untuk membuat lubang, dan kaki-kaki yang kuat dan tajam untuk memanjat. Kebiasaan ini perlu kita waspadai. Jika tidak, kepiting akan kabur dari media yang kita gunakan. Oleh karena itu, desain dan konstruksi wadah pemeliharaan perlu diperhitungkan agar kepiting tidak dapat melarikan diri.

2.     Kanibalisme dan Saling Menyerang
Sifat kepiting yang mencolok, yaitu sifat kanibalisme dan saling menyerang.  Sifat ini sangat merugikan pengusaha budidaya kepiting karena akan terjadi tingkat kematian yang tinggi. Lalu, tindakan apakah yang perlu kita lakukan untuk menghadapi kondisi tersebut.
3.     Ekdisis Atau Ganti Kulit
Seperti halnya crustacea yang lain, proses pertumbuhan kepiting berkaitan erat dengan proses ekdisis. Rangka luar yang telah menjadi faktor pembatas bagi pertumbuhan, karena bersifat tidak elastis.
Oleh karena itu, untuk tumbuh, kepiting harus menanggalkan kulit tuanya  dan membuat kulit baru yang lebih besar.
Berdasarkan hasil pengamatan, kepiting mengalami ganti kulit selama 18 kali dari stadia instar hingga dewasa. Hasil pengamatan kepiting yang mengalami ganti kulit bisa mati karena tidak berhasil melepaskan diri secara sempurna dari kulit yang tua (bagian karapas, atau kaki capit). Karena proses  ganti kulit ini memerlukan energi dan gerakan yang cukup kuat, maka bagi kepiting dewasa yang mengalami pergantian kulit perlu tempat yang cukup.
Pengamatan di keramba terapung yang terdiri dari kotak-kotak ukuran 20 x 20 cm sering dijumpai kepiting yang mengalami kegagalan ganti kulit dan mati. Hal ini diperkirakan karena gerakan waktu ganti kulit tergangggu oleh sempitnya ruang yang tersedia.
Frekuensi ganti kulit bervariasi dipengaruhi oleh ukuran dan stadia kepiting. Secara umum, frekuensi ganti kulit lebih sering terjadi pada saat stadia awal dibanding dengan stadia dewasa. Dengan demikian, kecepatan tumbuh kepiting terjadi pada saat kepiting muda.

4.     Sensitif Terhadap Bahan Cemaran
Saat membudidayakan kepiting bakau di keramba apung, mungkin saja kematian masal terjadi. Hal ini terjadi mungkin karena penurunan mutu lingkungan/air. Kepiting tidak dapat menghidari diri karena terkurung di dalam  ruangan keramba itu.
Penurunan mutu air  mungkin terjadi karena kelebihan sisa  pakan yang akhirnya membusuk. Namun, mungkin pula karena bahan cemaran lainnya. Saat itu, kondisi kepiting akan menjadi lemah dan tidak berdaya. Ia akan diam saja jika disentuh. Bahkan, ia pun tidak mau makan. Jika hal ini dibiarkan begitu saja kepiting akan mati.
Namun, kita masih bisa menyelamatkan kondisi itu. Langkah-langkah yang  perlu kita lakukan adalah segera memindahkan kepiting ke dalam tempat yang berisi air bersih. Kemudian, bersihkan keramba tersebut. Jika keramba telah bersih kembali dapat ditempatkan kembali ke perairan dan kepiting dapat dimasukkan kembali ke dalam keramba. Lambat laun, kepiting akan segar kembali.
Pemeliharaan kepiting dalam keramba apung yang ditempatkan di bak pemeliharaan ikan kakap. Suatu saat terjadi kematian masal baik ikan kakapnya maupun kepitingnya. Hal ini disebabkan  pemberian pakan ikan kakap yang berupa ikan rucah terlalu banyak dan berlebih yang akhirnya terjadi pembusukan selama satu malam secara hebat sehingga keduanya mati. Setelah dilakukan pembersihan dengan segera untuk pemeriksaan mutu air ternyata bau busuk terasa sekali pada kolam air bagian dasar  bau amoniak sangat mencolok diduga sebagai penyebab kematian.

No comments:

Post a Comment