Saturday 10 December 2016

Pemeliharan Udang Windu

Tata Laksana Pemeliharaan
    Untuk membudidayakan udang Windu yang dikenal dengan nama latin Penaeus monodon ada hal yang perlu diperhatikan, yaitu kualitas air dan tata cara pemeliharaan di fase-fase umur tertentu.
    Kualitas air yang harus diperhatikan yaitu meliputi penggantian air dan beberapa kualitas air tertentu yang disesuaikan dengan umur udang seperti diperlihatkan pada tabel berikut.

            Penggantian
    Umur udang    Kadar        air/ha/hr                      
    [bulan]                 garam            jumlah    %*]
        [0/00]    asin              tawar   
            [300/00]   

    1                          25                     125               625           750            5
    2                          20                     840               990          1830           10
    3                          15                    1125              1125          2250           15
    4                          15                    1500              1500          3000           20
Tata laksana pemeliharaan udang berdasarkan fase umurnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu tatalaksana pemeliharaan pada fase larva dan fase dewasa di tambak pembesaran.
a.     Pemeliharaan Fase Larva
Tata cara Pemeliharaan larva yang baik, yaitu sistem kolam yang terpisah, terdiri atas kolam diatomae, kolam induk dan kolam larva yang dipisahkan satu sama lain. Untuk lebih jelasnya tata cara pemeliharaan di masing-masing kolam akan dijelaskan berikut.
1.     Kolam Diatomae
Diatomae adalah sejenis ganggang yang biasanya digunakan sebagai pakan larva udang. Jenis diatomae yang sering digunakan untuk pakan larva udang ini dari jenis Chaetoceros sp, Skeletonema sp dan Tetra selinis. Jenis-jenis diatomae tersebut dikembangbiakkan [dikultur] secara buatan dengan cara sebagai berikut.
*    Pemupukan dilakukan pada jenis ganggang murni di dalam air laut yang disaring atau
*    Digunakan pada air laut yang sudah mengandung beberapa jenis ganggang diatomae. Air laut yang akan digunakan untuk menumbuhkan ganggang ini harus diambil dari daerah pantai yang berair jernih. Dengan kondisi seperti itu beberapa jenis ganggang diatomae dapat tumbuh. Di samping itu dalam keadaan seperti ini salah satu jenis akan lebih Dominan dibandingkan jenis-jenis ganggang yang lainya.
*    Pemupukan yang dilakukan pada kolam tempat menumbuhkan diatomae dengan menggunakn KNO3 10 mg/l; KH3PO4 1mg / l; Na2Sio3 1mg/l campuran mineral [premix] 0,2 mg/l.
Setelah mencapai waktu 2-3 hari, diatomae akan tumbuh subur dan sudah siap untuk diberikan pada larva udang fase Zoea. Jenis diatomae yang berukuran agak besar dapat diberikan pada larva udang fase mysis, tetapi sebenarnya larva udang pada fase ini lebih menyukai pakan yang berasal dari Zooplankton.
2.     Kolam Induk
Induk-induk udang yang sudah mengandung telur dan berasal dari laut lepas yang ditangkap nelayan selanjutnya dimasukkan ke dalam kolam berukuran 500 l di waktu senja hari; namun sebelumnya udang-udang itu perlu dicelupkan terlebih dahulu dalam larutan anti septik formalin. Pada umumnya telur udang dikeluarkan pada malam hari. Kemudian telur-telur udang yang berhasil dibuahi akan menetas menjadi larva fase nauphilus. Setelah telur menjadi larva nauphilus, sangat perlu nauphilus-nauphilus tersebut dipindahkan.

3.     Kolam Larva
Nauphilus yang ditempatkan pada kolam larva yang berukuran 2000-8000 l. Artemia dan Zooplankton yang diambil dari kolam diatomae, diberikan padalarva fase Mysis dan Post Larva [PL5 - PL6]. Pakan yang berupa artemia [artemia kering dan udang kering] diberikan pada larva udang fase Zoea sampai PL6. Lama Periode PL5 - PL6 dipindahkan ke petak tambak buyaran dengan kepadatan 32 - 1000 ekor/m3, dan setiap harinya diberi pakan artemia dan pakan buatan. Setelah larva udang mencapai fase PL20 - PL 30 atau yang biasa diberi nama benur, dapat dijual atau ditebarkan ke dalam tambak pembesaran.

b.     Tata Cara Pemeliharaan pada Fase Dewasa
Seperti pada fase larva, tata cara pemelihaaraan udang bergantung pada sistem tambak yang diterapkan. Pada pemeliharaan udang dengan cara ekstensif. Udang dipelihara seadanya saja, baik pada saat tahap persiapan pemupukan tambak maupun penebaran benih. Bahkan umumnya tidak pernah diberi pakan tambahan. Di samping itu proses pergantian air atau penambahan air tidak pernah dilakukan. Lain halnya pada tambak-tambak sistem intensif, biasanya dilakukan pemupukan, walaupun hanya pada bulan-bulan pertama. Sekitar 5 - 20% air tambak perlu diganti setiap hari, tetapi umumnya petani tambak hanya melakukannya pada bulan-bulan pertama benih setelah ditebar.
Pada tambak yang diusahakan secara intensif persiapan dan kontruksinya lebih bagus. Lebih sering dilakukan penggantian air yaang biasanya dilakukaan setiap hari, sekitar 30 % dari volume tanbak. Sedangkan pakan berupa pelet yang bermutu tinggi bisanya dilakukan 2 - 4 kali setiap harinya atau terkadang lebih. Aerasi sistem mekanik [kincir air] dilakukan sejak budidaya dan pemanenan yang dilakukan 4 bulan sekali.
   

No comments:

Post a Comment