Friday 9 December 2016

PERTUMBUHAN DAN KONVERSI PAKAN dalam Budidaya Kerapu



Dalam melaksanakan budi daya pengetahuan dasar yang perlu
    diketahui dari hasil yang akan diperoleh adalah data pertumbuhan. Laju pertumbuhan ini merupakan peningkatan dalam satuan panjang atau bobot tubuh per unit waktu. Data pertumbuhan yang sering dipakai untuk perhitungan adalah bobot. Hal ini disebabkan karena hasil panen yang dipasarkan umumnya dinyatakan dengan bobot. Pada kenyataannya pertumbuhan bobot ikan memiliki perbedaan dengan jenis hewan lain, seperti burung atau mamalia. Ikan tidak mengalami berhenti tumbuh setelah mencapai kematangan seksual. Pertumbuhan bobot ikan apabila digambarkan merupakan kurva yang berbentuk grafik sigmoid, seperti diperlihatkan pada gambar berikut.





   
Grafik sigmoid Pertumbuhan bobot ikan
Cara untuk menghitung laju pertumbuhan bobot ikan budi daya dalam setiap harinya, yaaitu dinyatakan dengan %, yaitu mempergunakan rumus berikut ini.

Keterangan:
LPH     =     Laju pertumbuhan harian
Bo      =     Bobot ikan rata-rata pada awal pemeliharaan
Bh      =     Bobot ikan rata-rata pada hari ke - h
h      =     Lama pemeliharaan

Nilai LPH ini besarnya bergantung pada ukuraan dan jenis ikan. Ikan kerapu lumpur yang berukuran 50-100 gram memiliki LPH sekitar 2 - 3 %, sedangkan yang berukuran 200 - 300 gram berkisar 0,7 - 1,5 %. Kerapu karang cenderung memiliki LPH lebih rendah. Sebagai contohnya, kerapu sunuk [Plectropoma spp] dengan bobot 200-300 g memiliki LPH 0,3 - 0,7%.








Grafik Pertumbuhan bobot kerapu lumpur yang dipelihara dengan cara kajapung.

Waktu yang dibutuhkan selama proses pembesaran dan saat ikan secara ekonomis mulai dibesarkan dapat dilihat pada grafik pertumbuhan bobot rata-rata yang telah ada selama waktu pemeliharaan. Sebagai suatu gambaran, data pertumbuhan bobot ikan erapu lumpur yang dipelihara di dalam kajapung seperti yang diperlihatkan pada grafik di atas.
Dari grafik itu dapat dilihat bahwa apabila bobot awalnya 20 gram dibutuhkan waktu 7 bulan untuk mencapai ukuran 500 gram. Ukuran 500 g sudah merupakan ukuran komersial untuk diperjual belikan. Sedang apabila bobot awal seberat 100 g akan membutuhkan waktu 5 bulaan untuk mencapai ukuran pasar. Dari data yang diperlihatkan tersebut, para pelaku budi daya lebih cenderung untuk memulai pemeliharaan ikan kerapu dengan bobot awal 100 g. Hal ini wajar karena disamping faktor resiko seperti kematian yang banyak dijumpai pada saat ukuran ikan masih kecil, juga waktu pemeliharaan terlalu lama.
Disamping data pertumbuhan, salah satu perhitungan yang menghubungkan pertumbuhan dan jumlah pakan, yaitu konversi pakan. Konversi pakan yaitu jumlah pakan dalam gram yng dimakan oleh ikan untuk menaikkan bobotnya seberat 1 gram. Konversi pakan 5,1 berarti untuk menaikkan 1 g bobot ikan dibutuhkan 5 gram pakan. Nilai konversi pakan berbeda tergantung jenis pakan , dan jenis ikannya, dan ukuran ikan serta suhu. Untuk contoh, ikan kerapu lumpur yang diberi pakan ikan rucah memiliki konversi pakan sekitar 5 - 8 sedangkan kerapu sunuk berkisar 8 - 12. Nampaknya di usaha budidaya ikan kerapu, justeru ikan-ikan yang berharga lebih tinggi cenderung memiliki laju pertumbuhan yang lebih rendah serta konversi pakan yang lebih tinggi.

No comments:

Post a Comment