Saturday 10 December 2016

Teknik Pembuatan Tambak


Pembuatan suatu unit tambak haruslah memenuhi beberapa kriteria yang memadai, yaitu :
-    Kemudahan mobilitas dan operasional di sekitar tambak;
-    Kelancaran suplai air dan pembuangan;
-    Menghemat biaya konstruksi tanpa mengurangi fungsi teknik unit tambak yang dibangun;
-    Menjaga kelestarian lingkungan hidup
   
Demi kelancaran dan keamanan, unit tambak perlu dikelilingi tanggul primer yang cukup lebar [untuk transportasi] dan kuat [untuk menahan banjir - lebar = 4 m; lereng bagian dalam 1:1,5 m; bagian luar 1:2 m]. Tanggul sekunder [penyekat tiap tambak] dibuat lebih kecil, disesuaikan dengan fungsinya. Perlu dibuat petak pengendapan yang letaknya dekat dengan sumber air, sehingga air yang masuk ke dalam tambak lebih jernih. Perlu dibuat bangunan tambahan untuk menyimpan peralatan, untuk generator ataupun bengkel perbaikan alat. Perlu dibangun juga rumah penjaga yang letaknya dibuat sedemikian rupa sehingga dekat tambak untuk memudahkan operasi sehari-hari. Seperti dipelihatkan pada bagan berikut.












(A) Denah tambak semi intensif dan (B) yang berlokasi di pinggir laut. L= laut, A+= sumber air tawar, a & B= kolam penyimpanan air (pengendapan), R= rumah, G= gudang, Pa= pompa air, S= sungai.



















Denah tambak intensif yang lokasinya jauh dari sungai (A) dan jauh dari laut (B) P+ =pompa air tawar, Pa= pompa air asin,
L= laut, S= sungai

Kontruksi tambak seperti tanggul dan letak sumber air, harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut :
-    Tahan terhadap damparan ombak besar, angin kencang dan banjir;
-    Lingkungan tambak beserta airnya harus cukup baik untuk kehidupan udang sehingga dapat tumbuh normal sejak ditebarkan sampai dipanen;
-    Tanggul harus padat dan kuat tidak bocor atau merembes serta tahan terhadap erosi air;
-    Desain tambak harus sesuai dan mudah untuk operasi sehari-hari sehingga dapat menghemat tenaga dan energi [mobilitas, listrik, distribusi makanan, panen, pembuangan kotoran dan lain-lain);
-    Sesuai dengan daya dukung lahan yang tersedia;
-    Menjaga kebersihan dan kesehatan hasil produksinya
Teknik pembuatan tambak ini dibagi menjadi tiga sistem yang disesuaikan dengan letak, biaya dan operasi pelaksanaannya, yaitu tambak ekstensif, semi intensif dan intensif.

1.     Tambak Ekstensif
Tambak sistem ini biasanya dibangun pada lahan pasang surut, yang pada umumnya berupa rawa-rawa bakau, atau rawa-raw pasang surut bersemak dan rerumputan. Luas tambak berkisar antara 1 - 3 ha, dengan satu pintu air di setiap petak. Pengisian dan pembuangan air sepenuhnya bergantung pada daya gravitasi pasang surutnya air laut. Dasar tambak terdiri atas pelataran yang dikelilingi oleh caren dengan lebar sekitar 8 m dan dalamnya 0,5 m. Kedua bentuk bangunan tersebut dibuat karena pada tambak ekstensif ini udang sangat bergantung pada makanan alami yang ditumbuhkan pada dasar tambak, yang disiapkan lebih dahulu dengan pemupukan. Kedalaman air dalam tambak sekitar 0,5-0,6 m dan tidak digunakan kincir air, tetapi pompa air masih tetap diperlukan untuk proses penggantian air.

2.     Tambak Semi Intensif
Tambak sistem ini biasanya tidak seluas tambak ekstensif yaitu sekitar 0,5-1 ha. Pengisian dan pengeluaran air dilakukan melalui saluran yang berbeda. Tambak yang luas petakannya 0,5 ha, berbentuk bujur-sangkar, pintu pembuangan air dan kotoran diletakkan di tengah-tengah petakan serta latai dasarnya agak miring ke tengah ke arah pintu. Pipa sambungan yang terletak di susut untuk pembuangan air hujan atau kotoran yang terbawa angin. Pintu air di tengah tersebut sangat baik, karena dapat membuang kotoran udang secara tuntas, di samping itu kincir air yang diletakkan sedemikian rupa pada sudut petak dapat mengalirkan air bersama kotoran ke arah tengah seperti terlihat pada gambar berikut.


















A tambak dengan 0,5 ha; B= pipa goyang dari pintu buangan tengah; C= tambak dengan luas 1 ha; D= parit keliling; E= saluran tambak semiintensif; Pb= pintu pembuangan kotoran; Ka= kincir air; Pp= Pintu panen; Pr= parit pengering; S= saluran air; Tb= tambak; P= pipa pembuangan air hujan dan kotoran.

3.     Tambak Intensif
Luas petakan tambak dengan sistem ini terkecil dibanding dengan sistem yang lainnya yaitu sekitar 0,3 - 0,5 ha; biasanya berbentuk bujur sangkar yang dilengkapi dengan pintu pembuangan di tengah dan pintu panen model monik di pematang saluran buangan. Bentuk dan kontruksinya menyerupai tambak semi intensif bujur sangkar. Lantai dasar dipadatkan sampai keras, dan biasanya dilapisi oleh pasir/kerikil. Tanggul biasanya dibuat dari tembok, sedang air laut dan air tawar dicampur dalam bak pencampur sebelum masuk ke dalam tambak. Pipa pembuangan air hujan atau kotoran yang terbawa angin biasanya di pasang mati disudut petak seperti terlihat pada gambar di berikut ini.











Letak dan skema pintu panen pada tambak intensif.
A= denah tambak intensif 0,4-0,5 ha. B= pintu modell monik ditanggul; C= skema pintu panen model monik; T= tanggul; JP= jaringan panen.











Skema pintu pembuangan kotoran dan letaknya. A= skema pintu pembuangan; B= letak pintu pembuangan dalam tambak; P= pipa garis tengah 10 inci; Kb= kere bambu; Pn= papan kayu; Ls= Lantai semen; Sr= saringan; Pb= parit buang.

No comments:

Post a Comment