Saturday 10 December 2016

Budidaya kepiting bakau bertelur dengan Keramba Apung

Budidaya kepiting bakau bertelur dengan Keramba Apung
Budidaya Kepiting Bakau Bertelur dilakukan untuk meningkatkan mutu kepiting betina tidak bertelur atau bertelur belum penuh menjadi bertelur penuh melalui pemeliharaan secara intensif.
Tentu saja, perbaikan mutu kepiting bakau bertelur tersebut bertujuan memberikan nilai tambah kepiting tersebut. Dengan demikian,  diharapkan pendapatan para nelayan atau petani jadi meningkat.
Perlu diketahui bahwa harga kepiting betina bertelur penuh bisa 2-3 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kepiting yang tidak bertelur atau bertelur belum penuh untuk ukuran yang sama.
Adapun langkah-langkah pembudidayaan kepiting bakau bertelur dengan  menggunakan keramba apung adalah sebagai berikut.

1.     Persyaratan Lahan Budidaya
Untuk membudidayakan kepiting bakau bertelur dalam keramba apung ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan. Lahan yang cocok digunakan adalah saluran pembagi air, tambak, dan lokasi di pingiran sungai. Namun, lahan tersebut harus mampu menyediakan air yang cukup dan memiliki mutu yang baik, sesuai dengan syarat hidup kepiting bakau dan tidak tercemar. Selain itu lokasi lahan harus terlindung dari terik matahari, tidak ramai oleh kegiatan manusia, dan terlindung dari arus air yang deras.

2.     Cara Membuat Keramba Apung
Keramba apung dibuat dari bahan bambu yang dibelah selebar 2 cm. Kemudian, bilah-bilah bambu tersebut dianyam seperti membuat kere. Lalu, setelah dianyam segi empat, dibuatlah kotak. Ukuran kotak  tersebut kira-kira 1x 2 m. Pada bagian dalamnya dibagi menjadi beberapa ruangan. Pembagian ruangan dapat dilakukan dengan menggunakan sikat dari bambu. Kemudian, keramba apung dilengkapi  dengan pelampung dengan gelondongan bambu pada bagian kiri dan kanan keramba tersebut.  Pada kedua sisi  panjang yang berlawanan. Perhatikan gambar berikut!


















Gambar 3.6. Keramba Apung.

Oleh karena itu keramba apung berukuran kecil untuk skala rumah tangga misalnya 2x1 m, 3x2 m dst. Penempatan keramba apung ini dapat dilakukan di tiap genangan air yang mempunyai  pergantian air secara cukup seperti di saluran, tepi sungai dekat rumah tinggal dan semacamnya. Walaupun usaha ini skala kecil namun tingkat kelulusan hidupnya bisa mencapai 100% karena kepiting ditempatkan secara terpisah satu sama lain.
Proses produksi kepiting bertelur paling lama berlangsung sekitar 5 –14 hari tergantung ukuran awal yang ditebar. Kepiting betina BS  yang dijual di pasaran biasanya sebahagian besar telah menagndung telur sedikit, sehingga proses pematangannya akan lebih singkat yakni antara 5-14 hari.

3.     Persiapan dan Penyimpanan Benih
Tentunya, budidaya kepiting bakau bertelur menggunakan bibit dengan jenis kelamin betina. Lalu, bagaimana cara membedakan antara kepiting bakau jantan dan kepiting bakau betina?
Untuk membedakan mana yang merupakan kepiting bakau  jantan dan mana yang merupakan kepiting bakau betina tidaklah sukar. Perhatikan perbedaan antara kepiting bakau jantan dan kepiting bakau betina pada gambar berikut ini!
















Gambar 3.7. Seleksi jenis kelamin, kiri (betina) kana (jantan)

Dari gambar di atas tampak bahwa perbedaan yang mendasar antara kepiting jantan dan kepiting betina adalah pada bagian perutnya. Perut pada kepiting betina tampak lebih lebar jika dibandingkan dengan kepiting jantan. Hal ini karena perut kepiting betina akan membesar jika telah matang telur.
Ukuran kepiting yang akan dibudidayakan untuk produksi kepiting bertelur disarankan berukuran > 150 gram. Kepiting tersebut tidak bertelur atau belum bertelur penuh.
Bibit kepiting tersebut bisa berasal dari hasil pembesaran, dari hasil tangkapan, atau membeli dari penjual bibit.

4.     Penebaran
Penebaran benih yang akan dibudidayakan ke dalam keramba apung haruslah dilaksanakan secara serentak. Seekor kepiting menempati sebuah ruangan yang telah di sekat-sekat dalam keramba. Hal ini bertujuan untuk menghindari perkelahian di antara kepiting, sesuai dengan sifat-sifat kepiting bakau tersebut.

5.     Pemeliharaan
Dengan ukuran benih tadi, pemeliharaan akan memakan waktu selama lebih kurang tiga minggu. Hal ini bergantung pada tingkat kematangan telur. Proses pematangan telur dapat pula dilakukan secara buatan, yaitu dengan cara memotong salah satu tangkai mata kepiting bakau.
Berbagai alternatif pakan yang diberikan oleh petani, antara lain: ikan rucah segar, ikan kering tawar, usus ayam, kulit sapi/kulit kambing, bekicot, keong sawah, dan lain-lain. Adapun banyaknya makanan yang diberikan adalah 5 hingga 10% dari berat badan kepiting tersebut.
Diduga pada kepiting muda kemauan makan lebih baik karena pada periode ini kepiting masih tumbuh cepat dan sering mengalami ganti kulit dibanding kepiting dewasa. Semakin padat/besar kandungan telur dalam tubuhnya, semakin malas kepiting makan. Puncaknya setelah telur keluar sepertinya kepiting itu berpuasa. Hal ini juga didukung oleh  kenyataan bahwa kepiting yang bertelur penuh dan siap memijah hampir tidak pernah tertangkap olah alat tangkap dengan menggunakan umpan baik alat wadong maupun rakkang.

6.     Pemanenan
Pemanenan siap dilakukan jika kepiting bakau telah matang telur dan memenuhi persyaratan ekspor (kondisi bertelur penuh). Bagaiman ciri-ciri kepiting bakau yang telah bertelur penuh. Perhatikan gambar berikut!

No comments:

Post a Comment