Tuesday 18 October 2016

PENGEMBANGBIAKAN CACING TANAH



A.     PENEBARAN INDUK
Tebarkan induk cacing yang berperan sebagai bibit  ke media siap pakai. Kesesuaian media dengan cacing bisa dicek melalui cara sederhana. Tebarkan beberapa ekor cacing. Perhatikan, apakah mereka masuk ke dalam media dan tidak keluar lagi. Jika ya, berarti media sudah aman bagi sang cacing. Kalu tidak, proses lagi media tersebut sampai cacing betah hidup di dalamnya. Jumlah cacing yang ditebarkan tergantung volume media. Satu kilo cacing membutuhkan 20 hingga 40 liter media.

B.     PEMELIHARAAN
Selama pemeliharaan sedikit sekali yang harus dilakukan peternak. perawatan rutin ialah mengaduk-aduk media. Cacing membutuhkan banyak oksigen untuk hidup. Oksegen masuk melalui kulit dan keluar dari jalan yang sama dalam bentuk karbon dioksida. Seandainya kandungan oksigen di media kurang, cacing berusaha mencari ke permukaan. Suatu hal yang dihindari oleh mereka karena cacing tidak suka tempat terang. Itulah sebabnya penggarukan media secara rutin perlu dilakukan. Frekuensi penggaruan tergantung situasi. Tidak perlu setiap hari, tetapi minimal 2 hari sekali.

C.     PEMBERIAN PAKAN
Memberi pakan suatu kewajiban. Jumlahnya tergantung populasi cacing. Sebagai patokan, seekor cacing mengkonsumsi pakan setengah dari bobot tubuhnya. Ini jumlah maksimal. Jumlah konsumsinya turun jika suhu ruangan tidak ideal bagi cacing. Terlalu banyak memberikan pakan menimbulkan bau tidak sedap terhadap lingkungan sekitar. Biarkan cacing menghabiskan pakan itu dahulu, kemudian tambah lagi jika populasinya bertambah.
Jenis pakan bervariasi,tergantung pengalaman peternak.  produksi kokon, pupuk kandang 30%, dan kompos 70%.
Ada dua cara pemberian. Pertama dengan sistem tugal. Lubangi salah satu bagian media, kemudian masukkan pakan ke dalamnya. Tutup lagi pakan dengan media. Cacing akan menyerbu tempat itu, sehingga cukup tidaknya jumlah pakan dapat dilihat dari satu tempat. Cara kedua dengan menebarkannya tipis-tipis di permukaan media. Tebaran pakan kemudian ditutup bahan tidak tembus cahaya supaya cacing mau merayap ke permukaan media yang sudah gelap gulita.

C.     perkembangbiakan
Cacing bersifat hermaprodit, yaitu pada tubuhnya terdapat dua alat kelamin.Alat kelamin jantan dan betina. Walaupun begitu, seekor cacing tidak dapat membuahi dirinya sendiri. Tetapi hal ini tetap harus dilakukan dua individu.  Dua individu yang sedang melakukan perkawinan akan terlihat saling melekatkan diri. Dengan bantuan seta, sepasang cacing tanah akan semakin kuat melekat. Lalu, kedua cacing itu akan mengeluarkan kelenjar. Kelenjar itu digunakan melindungi sel-sel sperma yang dikeluarkan oleh alat kelamin jantan masing-masing cacing. Setelah itu, sel sperma akan bergerak ke arah belakang dan masuk ke kantung penerima sperma (ovarium). Kantung ini banyak mengandung telur. Akhirnya, telur terbuahi. Setelah kedua cacing itu menerima sperma dan telur-telurnya terbuahi, cacing akan berpisah kembali.












Gambar Perkawinan cacing tanah.

Kemudian, Klitelium pada cacing akan membentuk selubung kokon dan bergerak ke arah mulut. Saat itulah selubung kokon akan bertemu sel telur yang telah dibuahi sel sperma pada lubang saluran sel telur. Akhirnya sel telur akan terselubungi oleh kokon. Lalu, kokon akan bergerak he arah mulut dan keluar dari tubuh cacing tanah. Dari perkawinan tersebut dihasilkan sebuah kokon. Dalam kokon itu terdapat kurang lebih 4 calon cacing.
Reproduksi hewan melata ini demikian pesat. Dalam seminggu seekor cacing memproduksi 2-4 kokon (telur cacing). Dalam waktu 2-3 minggu kokon menetas menjadi calon cacing.

No comments:

Post a Comment