Tuesday 18 October 2016

PELUANG USAHA BUDIDAYA CACING

Pada awal tahun 1999, usaha cacing tanah mulai gencar dilakukan di daerah Jawa Barat, Bali, dan Jakarta. Kemudian, Usaha itu juga diikuti di berbagai daerah lainnya seperti di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Di Indonesia, cacing tergolong komoditas usaha baru. Wajar saja bila segmentasi pasarnya masih terbatas. Sasaran akhir seperti pordusen kosmetika, farmasi, pabrik pakan, atau pusat pengolahan sampah organik belum terpenuhi.
Dengan demikian, cacing mempunyai prospek yang cerah. Dasarnya, cacing memiliki banyak manfaat. Kadar proteinnya tinggi, yaitu sekitar 72%, sehingga dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan pakan. Misalnya, pakan ikan, ayam, itik, burung, atau kucing serta anjing. Kemudian, kascing yang merupakan media untuk mengembangbiakkan cacing bisa digunakan untuk mengatasi ketergantungan para petani terhadap pupuk pabrik.
Pemanfaatan cacing belum maksimal.Hal ini karena harganya masih terlalu tinggi. Dengan harga yang tinggi tentu saja tidak dapat menyentuh pengusaha pakan ternak. Kemudian, untuk bahan baku obat-obatan masih jauh dari standar harga yang diinginkan. Begitu pula dengan produsen kosmetik atau farmasi yang diperkirakan bisa menyerap produksi cacing dalam jumlah besar, tak sanggup membeli dengan harga tinggi.
Selain itu, beberapa produsen seperti kosmetik dan farmasi tidak mau terang-terangan membuka pasar. Pasalnya, masyarakat kita belum daat menerima cacing sepenuh hati. Cacing masih dianggap hewan yang menggelikan dan menjijikkan.

No comments:

Post a Comment