Tuesday 18 October 2016

KASCING (BEKAS CACING) HASIL SAMPINGAN DARI BUDIDAYA CACING

KASCING HASIL SAMPINGAN DARI BUDIDAYA CACING
A.     PENGERTIAN
Kascing adalah kependekan dari bekas cacing. Kascing  adalah media yang memang tidak akan dipergunakan lagi oleh pembudidaya cacing. Warna media yang sudah menjadi kascing adalah gelap. Lingkungannya sudah tidak cocok untuk sang cacing. Volume kotoran cacing sudah terlalu banyak dan ini menjadi racun bagi cacing itu sendiri. Itulah sebabnya media seperti ini dijadikan kascing.

B.     SIFAT DAN MANFAAT
Kascing mempunyai sifat dan manfaat yang baik bagi pertanian. Adapun sifat dan manfaat itu adalah sebagai berikut.

1.     Sifat-sifat:
a.     tidak mengandung telur cacing
b.     mengandung hormon pertumbuhan
c.    kaya akan unsur hara makro dan mikro
d.     tidak beracun
e.     alami (bukan sintesis)
f.     menggemburkan tanah yang kering dan miskin hara
g.     mudah digunakan
h.     ramah lingkungan.

2.     Manfaat
a.     meningkatkan produktivitas
b.     mempercepat waktu panen
c.     merangsang pertumbuhan akar, batang, dan daun
d.     merangsang pertumbuhan bunga
e.     menggemburkan/menyuburkan tanah
f.     baik untuk media tanam pembenihan.

C.     PENGGUNAAN KASCING PADA TANAMAN SAYURAN DAN TANAMAN LAINNYA
Media bekas cacing memiliki unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman. Perkebunan belum banyak menggunakannya karena masih diliputi keraguan akan hasil yang dicapai. Di samping ketersediaan kascing itu sendiri terbatas.
Tabel Kandungan unsur hara kascing
    Makro    Mikro

    C    20,2%    Fe    13,5mg/kg
    N    1,58%    Mn    661,5 mg/kg
    C/N    13    Al    5 mg/kg
    P    703 mg/kg    Na    154 mg/kg
    K    218 mg/kg    Cu    1,7mg/kg
    Ca    350 mg/kg    Zn    33,55 mg/kg
    Mg    214,3 MG/KG    Bo    34,37 mg/kg
    S    153,7 mg/kg
D.     PENGGUNAAN KASCING OLEH PETANI BUAH-BUAHAN DAN SAYURAN
Di Bali pada tahun 1997 sebenarnya sudah ada yang menerapkan kascing pada tanaman melon. Tanaman melon yang semula mati saat berbunga, kemudian tumbuh subur setelah diberi pupuk dasar kascing. Bahkan, produksinya meningkat hingga 1,5 kali lipat.
Kemudian, di Bandung, Kascing digunakan untuk bertanam strawberi. Hasilnya, strawberi mereka tumbuh dengan subur dan berbuah cukup besar.
Lain halnya dengan di Yogyakarta. Media kascing digunakan untuk bertanam cabai dan tomat. Hasilnya, batangnya menjadi kokoh, berakar lebat, dan kemungkinan hasil produksinya tinggi.
Hal yang sama dialami oleh petani sayuran. Dengan menggunakan media kascing, sawi tumbuh besar dan regas. Pertumbuhannya jauh lebih pesat jika ditaman di tanah biasa.
















Gambar Sawi tumbuh subur dengan media kascing

Seperti yang terlihat pada tabel di atas, kascing mengandung nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, sulfur, dan magnesium. Berdasarkan hasil penelitian di laboratorium, kascing mengandung CaO 2,84%, MgO 1,16%, K2O 2,21%, N 4,44%, P2O5 1,22%, dan SO3 0,37%.
Namun, persentase unsur hara tersebut berbeda pada setiap kascing. Hal ini bergantung pada jenis pakan yang diberikan kepada cacing bersangkutan. Tentu saja demikian, karena apa yang dimakan, itulah yang dikeluarkan. Cacing yang diberi pakan kotoran sapi dan sayur, komposisi haranya akan lebih baik dibandingkan cacing yang hanya diberi kotoran sapi saja.
Selain itu ada pula cacing dengan media serbuk gergaji. Kascing yang dihasilkan banyak mengandung kadar nitrogen tinggi.
Lain halnya dengan kascing yang menggunakan jerami. Unsur hara yang dominan adalah kalium.Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran memberikan hasil laboratorium kascing yang berasal dari media campuran 70% jerami dan 30% kotoran sapi; kandungan N 2,47%, P 2,08%, K 44, 24%, C/N rasio 18,28 dan moester 3,32%.
Dengan demikian, pemakaian kascing tertentu disesuaikan dengan fase pertumbuhan tanaman. Tanaman pada fase vegetatif lebih banyak membutuhkan nitrogen; generatif, kalium lebih banyak.











No comments:

Post a Comment