Tuesday 18 October 2016

JENIS-JENIS CACING TANAH

Jenis Cacing
Ada sekitar 3000 spesies cacing tanah, tetapi yang cocok untuk dipeliharanya hanya setengahnya saja. setiap jenis memilliki fungsi berbeda. Sebagai contoh, kita ingin mengomposkan sampah, pakailah cacing tiger (Eisenia foetida). Cacing ini terkenal rakus sekali, sehingga kemampuan mengomposkan sampah lebih besar dari pada yang lain. Ia jarang ditemukan di tanah yang miskin unsur hara. Sebab, makanan cacing tiger justru bahan-bahan organik yang banyak tersedia di sampah.

1.     Berdasarkan Tempat Hidupnya
Ada tiga golongan besar cacing berdasarkan tempat hidupnya.

a.     Cacing yang hidup di permukaan tanah.
Spesies ini hidup di atas tanah tidak menggali lubang masuk ke kedalaman. Itu sebuah sifat berdasarkan naluri mencari makan. Cacing kelompok ini menyantap bahan-bahan dengan kandungan organik tinggi. Contohnya ialah Lubricus rubbelus dan Eisenia foetida.

b.     Cacing yang hidup di lapisan top soil, 20 cm hingga 30 cm dari permukaan tanah.
Mereka membuat lubang ditanah. Dalam proses pelubangan itu, mereka sekaligus memperbaiki struktur tanah. Peredaran udara di dalam tanah juga meningkat lantaran terbentuknya saluran cacing di dalamnya. Setelah tanah dilewati cacing, beberapa unsur hara yang sebelumnya sulit diserap akan berubah menjadi bentuk lain yang lebih terserap. Karena itu, kehadiran cacing umumnya membuat kondisi tanah menjadi lebih baik.

c.     Cacing yang hidup jauh di dalam tanah.
Spesies ini tinggal di lubang-lubang permanen di kedalaman 3 meter atau lebih. Kadang-kadang mereka merayap ke permukaan tanah untuk mencari makanan, seperti daun. Makanan itu dibawanya ke dalam tanah untuk dikonsumsi. Mereka bermanfaat saat kondisi kebun dipenuhi oleh daun-daun yang gugur. Lubrus terrestris, Aporrectodea longa, dan Octolasion cyaneum contoh cacing yang termasuk golongan ini.
Cacing untuk diternakkan termasuk golongan pertama.  Para peternak menyebutnya Lubricus rubbelus. Sebenarnya ini penamaan yang salah kaprah. Sebab, para peternak itu memelihara cacing berwarna merah maron dengan warna kuning di ekornya. Literatur menyebutkan, cacing berwarna merah maron dan berekor kuning ialah Eisenia Foetida. Kesalahan terjadi lantaran sosok kedua mirip sekali Tubuh Eisenia foetida merah maron, tetapi ekornya tidak kuning.
Untuk mempertahankan hidupnya, kedua spesies ini membutuhkan media berkadar organik tinggi. Sampah, serbuk gergaji, dan jerami ialah beberapa media yang cocok untuk memeliharanya. Mereka tidak akan hidup jika dilepas ke tanah, kecuali tanah tersebut benar-benar kaya akan bahan organik. Jadi, kalau Anda membiarkan cacing-cacing itu bertebaran di tanah, berarti Anda sedang memupuk tanaman dengan tubuh cacing mati.

No comments:

Post a Comment