Thursday 6 October 2016

Memilih Lokasi untuk Membudidayakan Lobster


Membudidayakan udang karang atau lobster tak lain adalah usaha memelihara lobster di kolam buatan dengan tujuan untuk membesarkannya. Usaha pembesaran lobster ini terjadi dalam beberapa tahap yang dimulai dari sejak pengumpulan benih dari nelayan yang berupa udang berukuran kecil hingga dapat dipasarkan dalam bentuk udang yang sudah mencapai ukuran konsumsi.
Untuk kebutuhan budidaya pembesaran lobster ini dibutuhkan lokasi yang tepat. Teknis lokasi yang dapat digunakan, yaitu di darat yang relatif berdekatan dengan pantai, di daerah paasang surut atau pesisir, dan di pantai yang memiliki kedalaman sesuai dengan keadaan tempat hidup aslinya di alam.
Pada dasarnya lahan yang dipilih untuk lokasi budidaya harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1.     Lokasi yang mudah dijangkau alat transportasi
Sebelum pembukaan lahan tambak dilakukan, para petambak harus benar-benar mengenal hal-hal yang berhubungan dengan lokasi, misalnya mengamati apakah daerah tersebut cocok untuk pengembangan usaha ini atau sebaliknya. Dengan mengamati dan mempertimbangkannya dengan matang, akan membuahkan hasil yang memuaskan.
Kelancaran sarana transportasi terutama dengan adanya jalan besar sangat mendukung usaha ini. Karena dengan mudah benih Lobster yang masih dalam keadaan sangat peka secara cepat dapat diangkut, sehingga dapat menekan angka kematian yang sekecil mungkin.
Seperti telah diketahui bahwa lobster masih sangat peka terhadap perubahan lingkungan yang terjadi. Baik perubahan cuaca maupun temperatur yang terjadi secara mendadak di perjalanan. Apabila lokasi tambak sulit dijangkau oleh kendaraan, maka akan memakan waktu. Karena untuk dapat sampai di tempat tersebut harus menghabiskan waktu berjam-jam. Akibatnya banyak benih lobster yang diangkut mengalami kematian.
Tentu hal ini sangat merugikan. Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tak diinginkan seperti itu, sedapat mungkin diusahakan agar lokasi tambak tadi tidak jauh dari sarana angkutan, misalnya jalan raya atau sungai besar yang dapat dilalui baik oleh perahu maupun oleh angkutan darat.
Banyak petani tambak yang mengeluh karena benih yang didatangkan dari tempat pembenihan mati begitu sampai tempat tujuan. Kematian benih ini berarti mengurangi jumlah calon lobster yang berakibat terhadap penurunan hasil panen. Agar angka kematian dapat ditekan sekecil mungkin, sampai saat ini masih belum dapat terpecahkan.
Alasan utamanya, yaitu tambak terlalu jauh dari jalan raya, sehingga benih udang yang masih dalam keadaan kritis tidak dapat bertahan lama berada di dalam wadah pengangkutan. Hal ini lah mengapa pemilihan lokasi tambak dekat dengan jalan raya atau sungai merupakan pilihan yang sangat tepat dan ideal.
Tambak-tambak yang berada dipinggir kali memiliki keuntungan ganda, yaitu mudah dalam proses pengangkutan benih dan mudah memasukkan air ketika pengisian atau penggantian air. Oleh sebab itu lah mengapa lobster-lobster yang dihasilkan di lokasi seperti ini dalam waktu yang singkat sudah dapat diambil hasilnya [panen].

2.     Lokasi yang Dekat dengan Sumber Air
Tersedianya air yang cukup merupakan faktor yang sangat menentukan di dalam usaha dunia perikanan. Oleh sebab itu hendaknya mendapatkan perhatian yang cukup serius. Apabila keadaan air di suatu tambak sudah tidak sesuai dengan syarat-syarat yang dibutuhkan untuk hidupnya lobster, sebaiknya harus segera diganti agar tidak berakibat fatal.
Dengan demikian air untuk tambak harus selalu tersedia dengan cukup agar memudahkan petambak melakukan penggantian air. Apabila persediaan air di sumbernya berkurang sedangkan air di dalam tambak sudah seharusnya diganti, maka pergantian air tidak dapat dilakukan dengan segera. akibatnya proses pertumbuhan lobster dapat terganggu. Dengan demikian pemilihan lokasi tambak harus mempertimbangkan tinggi rendahnya permukaan air.
Beberapa keuntungan tambak yang dekat dengan sungai, yaitu
-      Benih lobster maupun hasil panen dapat diangkut melalui perahu dengan mudah dan cepat.
-      Air di dalam tambak dengan mudah dapat diganti.
-      Makanan lobster yang berupa plankton dan jasad renik, mudah didapat, karena masuk dari sungai bersamaan air yang diisikan ke tambak.
Tetapi kalau terpaksa, lahan tambak yang jauh dari sumber air atau sungai dapat juga memberikan hasil yang cukup memadai. Asalkan saja perlu diusahakan pembuatan saluran air yang menghubungkan antara sumber air dengan tambak. Sekiranya dapat ditempuh dengan parit sebaiknya menggali tanah di sekitar pematang utama sebagai saluran irigasi. Karena hal ini dapat mengurangi biaya.
Apabila membangun tambak dekat dengan sumber air atau sungai, hendaknya posisi tanah yang dipilih lebih tinggi dari ketinggian air ketika banjir. Untuk hal ini dapat diambil acuan dari bekas banjir [ketinggian air] pada pohon. Biasanya bekas banjir akan selalu sejajar dengan pohon yang lainnya. Selanjutnya dapat dibuat rancangan profil yang lebih tinggi dari bekas genangan air tadi. Dengan cara ini tambak akan selamat dari ancaman ketika terjadi banjir.
Kenyataannya lokasi tambak yang dekat dengan sungai sangat menguntungkan petambak, karena dapat melakukan pergantian air tepat pada waktunya. Dengan demikian memudahkan petambak untuk membuang air ketika kwalaitasnya sudah tidak sesuai untuk kehidupan lobster.
Berbeda halnya dengan lokasi yang dekat dengan pantai atau laut, harus menyesuaikan perbedaan pasang surut dalam pembangunannya. Hal ini disebabkan sumber pengairan sangat tergantung dari ketinggian waktu pasang dan kerendahan saat surut.
Setelah ketinggian pasang surut air laut diketahui, barulah pelataran atau dasar tambak dibuat lebih rendah dari sumber air ketika surut. Dengan demikian pemasukan air dapat dilakukan kapan saja.
Untuk memasukkan air dari sumbernya yaitu sungai atau pesisir ke  dalam tambak dapat dilakukan dengan menggunakan pompa air. Sedangkan pada saat membuangnya cukup membuka pintu air yang dekat dengan pesisir atau sungai. Bagian depan pintu dipasang kerai yaitu anyaman bambu dengan tujuan untuk menahan lobster agar lobster tidak turut keluar bersamaan air yang dibuang.
Proses pergantian air tidak selalu harus dilakukan setiap hari, Tetapi tergantung pada kondisi air tambak dan tingkah laku lobster di dalam tambak. Jika lobster seringkali muncul ke permukaan air, dan warna air berubah menjadi cokelat, maka perlu dilakukan penggantian air.
Apabila tambak berada jauh dari sumber air atau sungai, pergantian air tidak dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Umumnya tambak dibiarkan begitu saja sehingga sisa makanan dan kotoran bercampur, sehingga mengakibatkan kadar oksigen terlarut berkurang dan lobster akan kekurangan oksigen dan plankton. Akibatnya mengalami pertumbuhan yang lambat.

No comments:

Post a Comment