Thursday 18 August 2016

Persiapan Bak Budidaya Belut

PERSIAPAN BAK BUDIDAYA BELUT


Dalam membudidayakan belut sebenarnya semua tempat dapat  digunakan untuk pemeliharaan. Hal ini  dikarenakan belut tidak rewel. Namun dalam buku ini hanya akan dibicarakan budidaya belut di bak semen.
Dalam membudidayakan belut, ada beberapa bak yang perlu dipersiapkan. Pembuatan bak-bak ini dilakukan guna memaksimalkan budidaya, sehingga saat pemanenan diperoleh belut dengan ukuran yang seragam.
Bak untuk pemeliharaan belut terdiri dari beberapa bak, yaitu: Bak pembibitan, bak pemeliharaan, dan bak pembesaran.

A. BAK Pembibitan Belut
1. Konstruksi bak
Bak pembibitan belut dibuat persegi empat. Bak pembibitan belut dibuat supaya kedap air. Untuk itu, bak harus terbuat dari semen. Bak ini tidak perlu luas, tetapi cukup dibangun dengan ukuran l x p x t = 100 x 200 x 60 cm.
2. Pemberian Media
Telah kita ketahui bahwa di alam, belut hidup di dalam lumpur. Untuk itu, pada bak tersebut harus dikondisikan seperti layaknya tempat hidup belut di alam.
Setelah tersedia bak semen untuk pembibitan, tahap selanjutnya adalah pemberian media. Adapun langkah-langkah pemberian media itu adalah sebagai berikut.

1. Pemberian Lumpur
Pada dasar kolam diberi lumpur. Lumpur diharapkan diambil dari sawah. Adapun ketebalannya 15 sampai 20 cm. Kemudian, cangkullah lumpur itu hingga benar-benar halus.
Pemberian lumpur dimaksudkan untuk mempermudah belut menggali lubang perkawinan.
Dalam masa perkawinan, belut jantan akan menggali lubang 10 cm ke bawah lalu membengkok lurus datar, selanjutnya kembali ke atas
2. Pemupukan
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan pemupukan kolam. Pupuk  yang digunakan adalah pupuk kandang yang telah matang. Adapun banyaknya pemberian pupuk adalah  10 cm atau sebanyak 30 kg untuk kolam seluas 10 meter persegi.


3. Pemberian lumpur
Setelah kolam dipupuk, kembali diberi lumpur. Pemberian lumpur diatur ketebalannya. Satu sisi dengan ketebalan 10 cm dan sisi lainnya dengan ketebalan 20 cm. Bagian yang kosong nantinya akan diberi air.

4. Pemberian Air
Aliri  kolam dengan air. Namun terlebih dahulu saluran pemasukan dan pembedahan air di tutup dahulu dengan saringan.  Hal ini dilakukan agar belut tidak kabur dari kolam. Perlu diingat , air dalam bak harus selalu dalam keadaan mengalir dan kondisinya mirip sawah.
Tinggi air dalam kolam pemeliharaan kurang lebih 20 sentimeter pada bagian yang terdalam dan 15 sentimeter pada bagian yang terdangkal. Diusahakan lumpur yang terbentuk pada kolam ketinggiannya mencapai minimal 15 sentimeter, karena belut  akan membentuk lubang berbentuk U kurang lebih 10 sentimeter di bawah permukaan air.

B. BAK Pendederan
Tempat yang perlu disiapkan selain bak pembibitan adalah kolam pendederan. Luas kolam pendederan disesuaikan dengan  banyaknya benih yang akan didederkan. Biasanya setiap 1 meter persegi, banyaknya benih yang ditaburkan adalah sebanyak 500  ekor yang berukuran kurang lebih 1 sentimeter.
Sebelum digunakan, bak perlu diberi media. Adapun langkah-langkah pemberian media adalah sebagai berikut.
1. Pemberian Sekam dan Dedak Kasar
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat lapisan dasar kolam dari sekam padi dan dedak  kasar dengan perbandingan 1 : 1, sampai setebal 10 sentimeter
2. Pemupukan
Tahap selanjutnya adalah pemupukan. Setelah diberi sekam dan dedak kasar langkah selanjutnya adalah pemberian pupuk kandang  kering. Adapun banyaknya pupuk yang diberikan setebal 10 sentimeter.
3. Pemberian Sekam Padi dan Dedak Kasar
Setelah dilapisi pupuk, kembali dilapisi sekam padi dan dedak kassar. Adapun banyaknya pemberian sekam padi dan dedak kasar setebal 10 sentimeter.

4. Pemberian Jerami
Di atas lapisan sekam dan dedak,  simpan jerami yang sudah lapuk. Agar lapisan tersebut tidak tercampur baur, maka di atas lapisan jerami, tutup dengan bambu kasar  yang tiap sudutnya ditindih dengan batu.
Setelah  bahan-bahan organis tertumpuk pada kolam, langkah selanjutnya adalah  mengalirkan air ke dalam kolam. Pada saat pengisian air perlu diperhatikan, jangan sampai ada ikan atau binatang lain yang akan  memangsa atau mengganggu pendederan belut.






C. BAK Penampungan Induk
Induk belut yang sudah memijah, perlu dipisahkan  dari  bak pembibitan.Pemisahan ini dilakukan untuk memelihara induk. Dengan demikian, induk belut akan siap dipijahkan kembali.

1. Konstruksi Bak
Bak berbentuk segi empat. Bak tersebut merupakan bak semen. Adapun  ukuran bak cukup l x p x  t = 2 x 3 x 1 meter.

2. Pemberian Media
Adapun media yang dapat diberikan kepada kolam penampuangan induk adalah sebagai berikut.
a. Sebelum bak penampungan digunakan, sebaiknya bak diberi bahan organik seperti sekam padi atau dedak kasar. Adapun banyaknya sekam padi atau dedak kasar tersebut kira-kira setinggi 10 cm.
b. Kemudian, berilah pupuk kandang  yang berasal dari kotoran ayam, kambing, atau sapi. Adapun ketebalannya 10 cm.
c. Tahap selanjutnya adalah pemberian dedak kasar setebal 10 cm. Dan diakhiri dengan pemberian ikatan merang  atau jerami kering.
d. Agar bahan-bahan di atas tidak bertebaran kemana-mana saat pemberian air. Pada bagian atas ikatan merang atau jerami kering diberi anyaman bambu dan diberi pemberat berupa batu.

e. Agar belut tidak menggali sarang, sebaiknya dibenamkan bumbung bambu berdiameter 10 cm sepanjang 40 cm dan dipasang dengan posisi miring. Ujung bambu sebaiknya muncul sedikit saja pada permukaan lumpur. Jumlah bumbung yang disediakan sesuai dengan jumlah induk belut yang diungsikan.
f. Kemudian, kolam diberi air. Setelah penuh, taruhlah pada permukaan air tersebut cincangan batang pohon pisang hingga membusuk. Hal ini akan mengundang nyamuk untuk bertelur. Nantinya, jentik-jentik nyamuk akan menjadi pakan belut.















Gambar pemberian cincangan pelepah pisang

No comments:

Post a Comment