Sunday 14 August 2016

Budidaya ikan cupang

Akhir-akhir ini, ikan cupang banyak dikoleksi oleh para penggemarnya. Hal ini selain cupang adu, muncul pula cupang hias dengan keindahan ekornya yang bergerigi. Karena mulai banyaknya penggemar, harganyapun mulai meningkat. Dengan demikian, banyak pula penggemar ikan hias yang mengembangbiakkannya.
Sebenarnya di beberapa daerah seperti Palembang dan sekitarnya, ikan ini telah lama digemari. Lama-kelamaan di Kota-kota besar seperti Bandung dan Jakarta bermunculan pula para penggemar ikan ini.















a. cupang adu     b. cupang hias
Gambar berbagai jenis ikan cupang
Cupang termasuk ikan yang tidak sukar untuk dikembangbiakkan. Anda pun  dapat mengembangbiakan ikan ini. Jika Anda belum pernah mengembangbiakkan ikan ini, ikutilah langkah-langkah berikut ini!
Pilihlah sepasang cupang yang telah dewasa. Para penggemar ikan hias tidak akan kesulitan membedakan antara cupang jantan dan cupang betina. Cupang jantan memiliki warna tubuh yan g lebih kontras dari cupang betina. Untuk memilih bibit cupang betina yang telah siap bertelur terlihat dari perutnya yang telah gemuk. Selain itu terlihat pula dari lubang duburnya yang terdapat bintik putih.
Media yang digunakan untuk mengembangbiakan adalah akuarium kecil dengan ukuran 20 cm x 20 cm x 20 cm. Catlah sisi-sisi kaca, kecuali pada bagian depan. Kemudian, simpanlah di tempat yang tidak terganggu oleh aktivitas manusia. hal ini karena selama proses perkembangbiakan akuarium tidak boleh dipindahkan. Isilah akuarium dengan air yang tidak terlalu tinggi. Kira-kira ketinggian air 10-15 cm dari dasar akuarium. Perhatikan gambar berikut!














Gambar  akuarium

Diharapkan, jangan meletakkan apapun ke dalam akuarium itu, misalnya: batu-batu hias. Hal ini akan menyulitkan nantinya saat cupang betina bertelur. Setelah semuanya siap, masukkan sepasang cupang yang akan dikembangbiakkan ke dalam akuarium.  Kemudian, tutuplah akuarium dengan menggunakan tripleks. Sisakan lubang agar udara dapat masuk ke dalamnya. Tutup ini bertujuan agar cupang dapat membentuk buih-buih yang kelak akan dimanfaatkan untuk menyimpan telur. Jika akuarium tidak ditutup, buih kemungkinan akan  pecah karena tertiup angin.
Mulai saat itu, cupang jantan akan membentuk buih. Sampai saat itu, Anda masih dapat memberikan makanan berupa cacing pada pasangan ikan itu. Setelah beberapa hari buih terbentuk di permukaan air. Cupang betina pun bertelur. Cupang jantan akan melilit tubuh cupang betina. Hingga, cupang betina itu mengeluarkan telur dan berjatuhan di dasar akuarium. Sepasang cupang itu akan melayang sesaat. Itu adalah saat saat yang indah.
















Gambar. si jantan sedang melilit si betina untuk mengeluarkan telur
Lalu, cupang jantan melepaskan lilitannya. Ia segera memakan telur-telur yang berserakan dan mengeluarkannya di permukaan air bersama buih-buih. Telur-telur itu terperangkap di dalam buih. Setelah telur di dasar  akuarium  dipindahkan ke permukaan air bersama buih, kembali cupang jantan melilit cupang betina. Peristiwa itu terjadi 2 hingga 3 kali.
Tahap selanjutnya, Anda harus mengangkat cupang betina dari akuarium tersebut. Ini di khawatirkan karena cupang betina akan memakan lagi telur itu. Selain itu, cupang betina tidak akan berperan dalam penetasan telur.
Mulai saat itu, cupang jantan yang akan merawat telur. Kira-kira  2-3 hari kemudian, telur pun menetas. Anak yang berjatuhan dari buih akan diambil oleh sang ayah dan di simpan kembali  di atas buih. Si anak pun mulai berenang.
Saat itu, cupang jantan dapat diberi makan cacing sedikit saja. Diharapkan sekali makan habis. Jika cacing tidak habis, anak yang jatuh akan dimakan cacing.
Setelah anak berusia satu hingga dua minggu, si anak mulai dapat berenang.  Jika si ayah tampak memakani anaknya, dibuktikan dengan berkurangnya jumlah anak, si ayah harus dipindahkan. Biarkan anak cupang itu tumbuh sendiri. Makanan yang diberikan untuk anak cupang adalah cacing kering yang dihaluskan. Kemudian, setelah berusia beberapa minggu, barulah dapat diberi makan kutu air.

No comments:

Post a Comment